Salah Kaprah, Dianggap Lebih Baik dari Donald Trump, Justru Anak Buah Pilihan Joe Biden Ini Sudah Punya Rencana Menghukum Turki, Iran: Kami Kutuk!

Mentari DP

Editor

Militer Turki.
Militer Turki.

Intisari-Online.com – Dilantiknya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) terbaru membuat sejumlah orang baru menduduki jabatan penting di pemeritahannya.

Salah satunya adalah posisi Menteri Luar Negeri AS yang memegang peranan penting tentang hubungan AS dengan Negara lain.

Sebab, pada pemerintahan Donald Trump, hubungan AS dengan beberapa Negara lain bermasalah.

Nah, kini Antony Blinken telah diangkat sebagai Menteri Luar Negeri.

Baca Juga: Lagi, Kebijakan Nyeleneh Donald Trump Dipatahkan, Palestina Memuji Setinggi Langit Cara Joe Biden Mendekat, Percaya Bisa Ubah Situasi Perang di Timur Tengah

Tentu saja Antony Blinken mempunyai rencana-rencana baru untuk terus mempertahankan kekuatan AS.

Hanya saja tidak semua hal dia ubah.

Dilansir dari sputniknews.com pada Sabtu (29/1/2021), bahkan dia menyarankan selama sidang konfirmasi bahwa Washington tidak akan meninggalkan gagasan memberi sanksi kepada Turki atas pembelian S-400.

Dia juga mengecam keputusan Ankara sebagai tidak dapat diterima untuk apa yang disebut mitra strategis dari KAMI.

Baca Juga: Beberapa Kali Nyaris Dihantam Rudal Musuh, Justru PutraMahkota Arab Saudi PunyaRencana Ambisius untuk Kota Riyadh, Terkuak Karena Hal Ini

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengutuk sanksi AS terhadap Turki atas pembelian sistem pertahanan udara Rusia tersebut.

Diplomat tertinggi itu bahkan mengunjungi Istanbul untuk bertemu dengan koleganya Mevlut Cavusoglu dan membahas masalah regional dan global.

Zarif menekankan bahwa sanksi ekonomi telah menjadi pilihan Washington ketika tidak setuju dengan tindakan negara berdaulat lain.

"Republik Islam Iran mengutuk sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Turki.”

“Sayangnya, pemerintah AS telah kecanduan sanksi dan kebijakan yang salah ini akan merugikan seluruh dunia", kata Menlu.

AS telah lama menentang keputusan Ankara untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia pada tahun 2017, mengklaim sistem tersebut tidak akan kompatibel dengan jaringan pertahanan NATO, meskipun sebelumnya tidak memiliki masalah dengan Yunani yang membeli sistem S-300.

Washington juga mengklaim bahwa S-400 akan dapat mendeteksi kerentanan di jet F-35 yang telah dipesan Ankara dan mengirimkan data ke Moskow, meskipun Rusia dan Turki menyangkal kemungkinan seperti itu.

Meskipun Turki memprotes dengan keras, pemerintahan Trump masih memutuskan untuk membekukan penjualan jet ke Ankara.

Selain itu, AS menerapkan sanksi berdasarkan CAATSA terhadap beberapa entitas Turki yang terlibat dalam pembelian sistem S-400.

Baca Juga: Tergantung Penyebabnya, Ini Obat Penurun Panas Dewasa yang Tepat

Pemerintahan Biden yang baru tampaknya tidak ingin mengubah kebijakan ini.

Menteri Luar Negeri yang baru dilantik, Antony Blinken, mengecam keputusan Ankara untuk membeli sistem pertahanan Rusia sebagai perilaku"tidak dapat diterima di pihak yang disebut mitra strategis.

Blinken lebih lanjut menyatakan selama sidang konfirmasi bahwa pemerintah Biden mungkin memperluas sanksi anti-Turki atas S-400 setelah meninjau dampak dari yang sudah ada.

Ankara berulang kali menolak tuntutan Washington untuk membuang sistem pertahanan udara Rusia bahkan ketika Gedung Putih menawarkan untuk menjualnya Patriots - sistem pertahanan yang awalnya berusaha diperoleh Turki bertahun-tahun lalu.

Pada saat itu, pemerintahan Obama menghentikan kesepakatan yang memaksa Ankara untuk mencari alternatif dan menemukannya dalam bentuk S-400.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya siap untuk membeli Patriot dari AS.

Tetapi tidak akan pernah meninggalkan S-400 yang membela keputusan tersebut sebagai hak kedaulatan Turki untuk melakukannya.

Baca Juga: Dengan Cara Ini, Raden Wijaya BerhasilMenaklukan Kubilai Khan dari Mongol, Pasukan yang Paling Ditakuti Dunia

Artikel Terkait