Tantangan Dari China Kian Kuat, Joe Biden Akhirnya Kerahkan Militer AS untuk Menghadapi Negeri Panda, 'Kami Pastikan Warga Amerika Memenangkan Persaingan Ini di Masa Depan'

May N

Editor

Intisari-online.com -Presiden AS yang baru dilantik Joe Biden sempat dihadapkan pada pilihan sulit mengenai China.

Tantangan yang ada adalah ia akan kesulitan menghadapi China di tengah merebaknya virus Corona di negaranya.

Namun tampaknya, tantangan dari China makin kuat.

Akhirnya, ia mengumumkan Rabu kemarin ia membentuk gugus tugas Departemen Pertahanan.

Baca Juga: Sok Sangar Waktu Nyelonong Masuk keLaut China Selatan, Militer Amerika SyokBukan Main Ketika Lihat Puluhan Jet Tempur China Mengepung Wilayah Lautnya

Tujuan dibentuknya gugus tugas tersebut adalah untuk meraih strategi melawan China.

"Inilah cara kami menghadapi tantangan China dan memastikan warga Amerika memenangkan persaingan ini di masa depan," ujar Biden dalam kunjungannya sebagai pemimpin komando ke Pentagon.

Dikutip dari CNBC, kelompok Pentagon yang baru yang dibuat berisi kurang lebih 15 ahli akan bertanggung jawab dalam menyediakan rekomendasi mengenai 'urusan China'.

Selanjutnya mereka akan melapor kepada Menteri Pertahanan Lloyd Austin.

Baca Juga: Dulu Dituduh Sembunyikan Keberadaan Alien, Pentagon Justru Umumkan Temukan Puing-puing UFO dan Sedang Menelitinya, Apa yang Ditemukan?

Penemuan dan rekomendasi kurang lebih memerlukan 4 bulan.

"Antisipasi terburuk adalah tidak adanya laporan publik final, meskipun departemen pertahanan akan mendiskusikan rekomendasi dengan Kongres dan pejabat kepentingan lain," tulis Pentagon dalam pernyataan yang mengumumkan gugus tugas yang baru.

Pengaruh China mengenai perdagangan global dan hubungan internasional telah terus tumbuh, bahkan meskipun AS telah menghadapi tuntutan mengenai kemampuan mereka menangani krisis Covid-19.

Rabu itu juga digunakan Biden untuk mengajukan pertanyaan apakah AS akan meminta pertanggungjawaban China.

Baca Juga: Pantas Saja Amerika Tak Terima, Sudah Lakukan Penyelidikan ke China, WHO Tidak Berhasil Temukan Asal-Usul Covid-19 Malah Beri Pernyataan Begini

Biden sampai saat ini belum berbicara dengan Presiden China Xi Jinping.

Ia lalu minggu lalu mengatakan saat di Kementerian Luar Negeri jika ia akan bekerja lebih dekat dengan sekutu AS untuk mendorong Beijing.

"Kami akan mengkonfrontasi serangan ekonomi China," ujar Biden.

Biden sendiri terang-terangan menggambarkan Beijing sebagai "musuh paling serius AS".

Baca Juga: 'Tolong Jangan Terlalu Mengandalkan Inter AS', Peneliti WHO Sebut Intelijen AS Tidak Dapat Diandalkan untuk Selidiki Asal-usul Virus Corona

Ketegangan dua negara sebenarnya meroket di masa administrasi Trump.

Dalam wawancara dengan CBS, Biden mengatakan administrasinya akan siap untuk "kompetisi ekstrim" dengan China.

Namun ia tegaskan caranya akan berbeda dengan yang dilakukan oleh Trump.

"Aku tidak akan melakukannya dengan cara Trump.

Baca Juga: China Ketar-ketir, Markas Pertahanan Amerika Sudah Terima Perintah Langsung dari Joe Biden Terkait Konflik Laut China Selatan, GunakanStrategi Militer Ini untuk Gempur Negeri Panda

"Kami akan fokus mengikuti aturan internasional," ujar Biden hari Minggu lalu.

Setelah pernyataannya di Pentagon hari Rabu itu, seorang wartawan menanyai Biden apakah ia memiliki ketertarikan menghukum China.

Hal ini dalam kaitannya atas China yang tidak transparan dalam laporan mengenai wabah Covid-19 tahun lalu.

"Aku tertarik untuk mendapatkan semua datanya," ujar Biden.

Baca Juga: Serangan Pertama Joe BidenkepadaVladimir Putin!Amerika Terang-terangan Kirim4 Pesawat Pembom Nuklir ke LokasiSengketaIni, Sinyal Perang dengan Rusia?

Tekanan Menlu baru untuk China

Menteri Luar Negeri AS sebelumnya di era Donald Trump, Mike Pompeo, merupakan salah satu tokoh Trump yang sangat keras menuntut China.

Kini posisinya digantikan oleh Anthony Blinken.

Namun Blinken sendiri tidak jauh berbeda dengan Pompeo.

Baca Juga: Malangnya Mantan Menlu AS Ini, Kehilangan Pekerjaannya Setelah Biden Menjabat, Tiba-tiba Diberi Sanksi China Beserta 27 Pejabat Amerika Lain, Siapa Saja?

Akhir pekan lalu Blinken berbicara pertama kalinya dengan diplomat China Yang Jiechi.

Pembicaraan itu sangat tegang, dan Blinken memberitahu Yang jika AS akan menghukum China mengenai beberapa isu termasuk pelanggaran HAM.

Blinken juga meminta Beijing menghentikan bantuan terhadap kudeta militer di Myanmar.

Hal itu disusul dengan Biden umumkan sanksi atas para pemimpin militer di Myanmar yang menjadi dalang kudeta 1 Februari lalu.

Baca Juga: China Rugi Besar! Kudeta yang Dilakukan Militer Myanmar Justru Membuat Sejumlah Perjanjian dengan China Ini Terancam Gagal

Biden juga menekankan militer Myanmar untuk melepaskan kekuasaan yang mereka pegang dan melepaskan tahanan mereka.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan AS dulunya berkoordinasi dengan mitra-mitranya untuk laksanakan aksi pembalasan yang "curam dan mendalam".

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait