Saksikan Sangarnya Kapal Induk AS dikirim ke Laut China Selatan Bak Menantang Perang, China yang Ketakutan Ancam Akan Lakukan Hal Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Mengetahui tindakan yang dilakukan Amerika itu, China segera merespon dan memberikan pernyataan kepada AS.
Mengetahui tindakan yang dilakukan Amerika itu, China segera merespon dan memberikan pernyataan kepada AS.

Intisari-online.com - Situasi Laut China Selatan makin memanas, pada minggu ini.

Setelah beberapa armada tempur dilaporkan sudah menyambangi kawasan sengketa itu untuk menekan aktivitas China.

Menurut 24h.com.vn, Selasa (9/2/21), Amerika mengirim dua kapal induk pertamanya sejak kepemimpinan Joe Biden.

Tindakan Joe Biden ini seolah mengisyaratkan bahwa mereka memang ingin memberikan tekanan kepada China.

Baca Juga: Tak Pernah Punya Masalah dengan China, Negara Eropa Ini Mendadak Kirimkan Kapal Selam Nuklir ke Laut China Selatan, Segawat Apa Situasinya?

Menurut Japan Times, ini adalah kedua kalinya dua kelompok kapal induk AS beroperasi bersama di Laut China Selatan.

Pada Juli 2020, kapal induk AS juga melakukan patroli di Laut Timur, pada era Donald Trump.

Kali ini Joe Biden yang menjabat sebagai presiden AS, juga melakukan tindakan serupa, menegaskan dirinya tidak akan menyerah kepada China.

Mengetahui tindakan yang dilakukan Amerika itu, China segera merespon dan memberikan pernyataan kepada AS.

Baca Juga: Xi Jinping Kian Percaya Diri, Pakar Peringatkan Konflik Militer Besar-besaran AS-China di Laut China Selatan Makin Tidak Terhindarkan, Pulau Ini Rupanya Penyebabnya

China mengatakan akan bekerja dengan negara-negara regional untuk menyelesaikan sengketa Laut China Selatan.

Setelah AS mengirim dua kelompok tempur kapal induk ke perairan tersebut untuk latihan.

Menurut para ahli, pertama kali AS mengirim kapal induk ke Laut China Selatan untuk latihan di bawah Presiden Bidem.

Menandakan ketegangan Washington-Beijing masih belum mereda.

"AS secara teratur mengirimkan kapal perang dan pesawat militer ke Laut Cina Selatan untuk menunjukkan kekuatan," kata Wang Van Ban, juru bicara China Departemen Luar Negeri.

"Ini tidak menguntungkan bagi kami,"katanya.

Baca Juga: Diklaim Terbesar di Dunia, China Bangun Anjungan Migas di Laut China Selatan: 'Lebih Banyak yang Akan Dikembangkan'

"China akan bekerja dan bekerja sama dengan negara lain di kawasan itu untuk menyelesaikan perselisihan dan menjaga stabilitas di Laut China Selatan," tambah juru bicara Wang.

Dua kapal induk AS, USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz, telah beroperasi di Laut China Selatan pada 9 September.

AS mengumumkan langkah ini untuk menegaskan komitmennya dalam mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

"Melalui operasi seperti ini, kami memastikan kemampuan taktis untuk memenuhi tantangan dalam menjaga perdamaian," kata Laksamana Muda AS Doug Verissimo.

"Kami terus menunjukkan mitra regional dan sekutu kami bahwa kami berkomitmen untuk mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," tambahnya.

"Dua kapal induk AS di Laut China Selatan adalah tindakan yang menunjukkan pandangan keras terhadap China oleh beberapa pihak di pemerintahan Biden," kata kata Xu Guangyu, seorang penasihat senior China Asosiasi Senjata Pengendalian dan Perlucutan Senjata.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Sekutu dan Teman Dekat China, Negara Ini Pertimbangkan Jadikan Salah Satu Pelabuhannya Sebagai Pangkalan Militer China

"AS ingin menekan Beijing dan menunjukkan kekuatan dengan sekutunya di wilayah tersebut," imbuhnya.

"Adminstrasi Joe Biden menunjukkan bahwa hal itu, mempertegas dirinya tidak akan mundur melawan China di Laut China Selatan,"imbuhnya.

Setelah menjabat sebagai Presiden AS, Biden menegaskan kembali komitmennya untuk melindungi sekutu dan mitra AS di kawasan Indo-Pasifik.

Biden secara khusus menekankan pentingnya Filipina dan Jepang, dua negara yang berselisih tentang kedaulatan laut dan pulau dengan China.

Pasalnya kedua negara itu merupakan sekutu Amerika, dengan Filipina adalah sekutu lama Amerika, yang berpaling ke China.

Artikel Terkait