Ketakutan akan meledaknya konflik habis-habisan kedua negara pun muncul pada hari Senin setelah asisten Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengecam dugaan serangan teritorial Beijing tersebut.
Melansir Express.co.uk, Selasa (6/4/2021), ratusan kapal China berisiko merusak hubungan diplomatik antara kedua negara dan menciptakan "permusuhan yang tidak diinginkan," menurut penasihat hukum Duterte.
Pengacara Duarte, Salvador Panelo mengutuk tetap bertahannya Beijing di wilayah yang disengketakan dan memperingatkan bahwa mereka dapat menyebabkan "permusuhan yang tidak diinginkan yang tidak ingin dikejar oleh kedua negara".
Dia menambahkan dalam sebuah pernyataan: "Kami dapat bernegosiasi tentang masalah yang menjadi perhatian dan keuntungan bersama, tetapi jangan salah tentang itu - kedaulatan kami tidak dapat dinegosiasikan."
Juru bicara presiden Filipina, Harry Roque, juga membahas ketegangan selama konferensi pers, mengungkapkan harapan bahwa kedua negara akan mencapai kesepakatan.
Dia berkata: "Kami tidak akan menyerahkan bahkan satu inci pun dari wilayah nasional kami atau zona ekonomi eksklusif (ZEE) kami dan kami berharap bahwa hubungan persahabatan akan menghasilkan resolusi damai dari kebuntuan terbaru ini."
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR