“Untuk pertama kali saya belum jualan pentol goreng. Saat itu saya jual pentol rebus dulu,” kata Yanti.
Setelah beberapa bulan berjalan, rupanya jualan pentol rebus kurang diminat di pasaran.
Saban harinya, banyak dagangannya yang kembali karena tidak laku di pasaran.
Tak ingin terus merugi, Yanti lalu memutar otak agar jualannya laku di pasaran.
Yanti lalu mencoba pentol yang dahulunya direbus diganti dengan digoreng.
Satu tusuk berisi sepuluh pentol goreng dijual murah meriah Rp 1.000.
Tak diduga, pentol goreng tusuk diminati pasaran di kanting-kantin sekolah.
“Dalam satu hari seratus tusuk pentol goreng saya laku semuanya,” kenang Yanti.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR