Miliarder Top AS Menggandakan Peruntungannya Selama Pandemi, Kata Laporan
Intisari-Online.com - Pandemi virus corona (Covid-19) sudah terjadi lebih dari setahun lamanya.
Beberapa sektor di dunia pun mulai kehabisan akal dan mengalami masalah.
Khususnya yang paling terasa adalah sektor ekonomi yang menurun.
Ini dikarenakan sejumlah negara melakukan lockdown guna mengurangi penyebaran virus corona.
Akibatnya jutaan orang terpaksa dirumahkan bahkan ada yang di PHK.
Mereka kehilangan pekerjaan karena peraturan ketat terkait protokol kesehatan.
Ada juga negara yangmemberikan uang lebih pada bidang kesehatan untuk merawat pasien.
Sehingga mereka memilihmengorbankansektor lainnya. Seperti sektor pariwisata.
Namun ternyata tak semua orang mengalami penderitaan itu.
Ya, semua itu tidak berlaku bagi para miliarder-miliarder top di Amerika Serikat (AS) dan dunia.
Dilansir dari sputniknews.com pada Senin (15/3/2021), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakanwabahCovid-19sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.
Hingga saat ini, lebih dari 117,84 juta orang telah terinfeksi virus corona di seluruh dunia, dengan lebih dari 2,61 juta kematian.
Hal ituberdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins.
Tapi kekayaan miliarder ASmalah telah meningkat selama pandemi Covid-19.
Padahal pandemi Covid-19 telah menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat.
Menurut The Washington Post, sembilan dari orang terkaya di AS telah meningkatkan kemakmuran mereka dengan total gabungan lebih dari 360 miliar US Dollar (Rp5.193 triliun) pada tahun lalu.
Pendiri SpaceX dan Tesla, Elon Musk, melipatgandakan kekayaannya saat ia menantang status pendiri Amazon Jeff Bezos sebagai orang terkaya di dunia.
Sebaliknya, kekayaan pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg mencapai 100 miliar US Dollar (Rp1.442 triliun).
Ada lagi pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin melihat kekayaan mereka melonjak menjadi 65 miliar US Dollar (Rp937 triliun) secara bersama-sama.
Selain itu, CEO Apple Tim Cook menjadi miliarder setelah kapitalisasi pasar Apple melonjak melewati angka 2 triliun US Dollar (Rp28.854 triliun).
Pada saat yang sama, jumlah orang miskin juga meningkat, dan lebih terasa.
Menurut perkiraan Bank Dunia tahun 2020, hingga 150 juta lebih orang berakhir dalam kemiskinan ekstrim karena pandemi.
Wah, sungguh kondisi itu sungguh cocok dengan pepatah lama 'Orang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin' bukan?