Intisari-Online.com - Dalam beberapa tahun terakhir, nama ISIS bak seperti mimpi buruk.
Bagaimana tidak, sebab ISIS merupakan kelompok Jihadis danmilitan ekstremis.
ISIS atau Negara Islam Irak dan Syam ini adalah kelompok yangdipimpin oleh dan didominasi oleh anggota Arab Sunni dari Irak dan Suriah.
Dalam beberapa tahun terakhir, ISIS menebar teror di seluruh dunia. Sebagian besar mereka menyerang Barat.
Nah, sempat hilang dan tak beraksi, mendadak ISIS muncul kembali. Dan kemunculan mereka semakin mematikan.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Minggu (14/3/2021), kelompok Jihadis itu dilaporkan telah mengumpulkan unit strategis yang berfokus pada perencanaan serangan teror di Barat.
Seorang ahli, berbicara kepada The Daily Star, telah mengungkapkan bahwa kelompok teror tersebut secara diam-diam membangun kekhalifahan baru dalam keheningan.
Dan Amerika Serikat (AS) sudah mengakuinya.
Merekamengatakan kultus kematian telah berkumpul kembali di Timur Tengah.
Washington mengatakan pemimpin baru kelompok itu, Amir Mohammed Abdul Rahman al-Mawli al-Salbi, telah merekrut hingga 10.000 pejuang baru.
Pentagon telah memperingatkan bahwa ISIS dapat melancarkan teror baru saat dunia memerangi pandemi virus corona (Covid-19).
Pakar kontra-terorisme di Global Risk International, David Otto, mengatakan unit strategis ISIS yang baru bertugas merencanakan serangan teror di kota-kota Barat.
Selama beberapa bulan terakhir,kekhalifahan ISIS di Suriah dan Irak, kelompok Jihadis itu kehilangan sebagian besar anggotanya yang berpangkat tinggi.
"Tapi mereka selalu menggantikan kepemimpinan strategis di dalam kelompok Jihadis," kataOtto.
"Ada garis suksesi yang jelas setiap kali seorang pemimpin kelompok Jihadis itu terbunuh."
"Ini terlepas dari departemen mana mereka beroperasi, apakah itu operasi, logistik, pasokan, atau mungkin propaganda."
"Mereka akan digantikan oleh orang lain atau oleh wakilnya. Selalu begitu.”
Tak heran walau satu per satu pemimpin berpangkat tinggi tewas, akan ada selalu yang menggantikannya.
Termasuk pemimpin baru ISIS ini yang telah dijuluki 'The Professor'.
Diyakini bahwa dia menjaga profil grup tetap rendah saat mereka merekrut pejuang baru.
"Apa yang mereka lakukan sekarang, mereka tidak berbicara tentang kekhalifahan, mereka membangun dalam diam," tambah Otto.
Yang jelas nama pemimpin baru ISIS itu belum disebutkan. Itu guna menghindari upaya pembunuhan yang dihindari.
"Saya pikir apa yang terjadi sekarang adalah kepemimpinan yang bekerja di bawah tanah dan tidak banyak bicara kepada dunia luar."
"Sebab begitu pemimpin menjadi sangat vokal, dia akan langsung menjadi target musuh."
AS baru-baru inimenjelaskan bagaimana jaringan keuangan ISIS yang luas.
Saat ini, kelompok Jihadis itu menggunakan pusat logistik di Turki untuk memindahkan uang tunai antar negara, klaim intelijen AS.
Pergerakan keuangan ini juga sudah terjadi antara Suriah dan Irak.