Intisari-Online.com - Presiden baru, tentu saja kebijakan baru.
Itulah yang sekarang terjadi di Amerika Serikat (AS).
Setelah melantik Joe Biden sebagai Presiden AS yang baru, kini beberapa orang dilantik untuk memegang jabatan penting di AS.
Salah satunya posisi Menteri Pertahanan (Menham).
DanJ Austin III atau Lloyd Austin resmi dikukuhkan oleh Senat Amerika Serikat (AS) sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) AS pada Jumat (22/1/2021).
Lloyd Austin menjadi pria kulit hitam pertama yang menduduki jabatan sebagai Menhan AS dan berkantor di Gedung Pentagon.
Melansir New York Times, dia mengisi posisi yang krusial di bawah kabinet Presiden AS Joe Biden.
Austin mendapat suara yang telak dari Senat AS, di mana 93 anggota Senat AS memilihnya untuk duduk di kursi Menhan AS, sedangkan dua suara menolaknya.
Sepak terjang
Dilansir dari The American Academy of Diplomacy, Austin mencapai puncak karier militernya sebagai Komandan ke-12 Komando Pusat AS dari 22 Maret 2013 hingga 30 Maret 2016.
Dalam kapasitas ini, ia bertanggung jawab atas strategi militer dan operasi gabungan di seluruh Timur Tengah, Asia Tengah, dan Asia Selatan.
Jenderal bintang empat itu adalah "arsitek" utama dalam operasi militer AS menggempur kelompok teroris yang menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Berasal dari Thomasville, Georgia, Austin adalah lulusan Akademi Militer AS di West Point, pada 1975 dengan tugas di bidang Infanteri.
Selama hampir 41 tahun dinas militer, Lloyd Austin memimpin unit di setiap eselon, dengan penempatan tugas di Jerman, Panama, Irak, Afghanistan, dan Amerika Serikat.
Selain itu, Austin juga pernah memimpin pasukan dalam pertempuran di level bintang 1-, 2-, 3-, dan 4.
Setelah penugasan pertamanya dengan Angkatan Darat AS, Austin ditugaskan ke Divisi Lintas Udara ke-82 di Fort Bragg, NC.
Invasi ke Irak
Dari Juli 2001 hingga Juni 2003, Austin menjabat sebagai Asisten Komandan Divisi untuk Divisi Infanteri ke-3, membantu mempelopori invasi ke Irak pada Maret 2003.
Baca Juga: China Akhirnya Tak Bisa Berbohong, Dokumen Rahasia Bocor Sebut ChinaUbah Pulau SengketaIniJadi Pangkalan Militer Utama di Laut China Selatan, 'Sudah Jadi Sejak Tahun 2017!'
Di bawah kepemimpinannya, divisi tersebut melakukan manuver bersejarah dari Kuwait ke Baghdad dan merebut kota capitol dengan rekor 22 hari.
Lalu, September 2003 hingga Agustus 2005, ia menjabat sebagai Komandan Jenderal Divisi Gunung ke-10 termasuk penempatan dan komando Satuan Tugas Gabungan-180 untuk mendukung operasi di Afghanistan.
Pada 2008, Austin kembali ke Irak sebagai komandan Jenderal Korps Multi Nasional Irak selama periode ketika pasukan penyerang sedang ditarik di bawah Operasi Pembebasan Irak.
Kemudian, ia menjabat sebagai Komandan Jenderal Angkatan Amerika Serikat-Irak dari September 2010 hingga Desember 2011.
Dia bertanggung jawab atas transisi semua pasukan dan peralatan militer AS dan Koalisi ke luar negeri.
(kompas.com)