Banyak yang mengacungkan salam tiga jari ala film "Hunger Games" yang telah menjadi simbol perlawanan bagi para pengunjuk rasa.
Tetapi hanya beberapa jam setelah Angel dimakamkan, polisi Myanmar menggali jasad Angel untuk melakukan apa yang mereka klaim sebagai otopsi yang diperlukan untuk menyelidiki penyebab kematian.
Seorang saksi mata, yang tidak diidentifikasikan CNN untuk keselamatan mereka, mengatakan antara pukul 4 sore hingga jam 7 malam, sekitar 20 orang tiba di gerbang pemakaman.
"Mereka datang ke sini dulu dengan mobil dan sepeda motor dan mereka memperlihatkan senjata dan minta dibukakan pintu. Ada lagi mobil TNI di belakang," kata saksi.
"Saya melihat seorang pria membukakan pintu gerbang untuk mereka ... Mereka mengatakan kami tidak diizinkan masuk, tidak diizinkan untuk datang melihat, dan tidak memberi tahu siapa pun tentang hal itu."
Saksi mengatakan mereka tidak dapat melihat apa yang dilakukan kelompok itu di pemakaman begitu mereka masuk, tetapi keesokan paginya mereka melihat bahwa pasukan telah menggali kuburan, mengacu pada makan Angel.
Rekaman yang diambil oleh seorang pejalan kaki menunjukkan sampah berserakan di sekitar kuburan, termasuk sekop, sarung tangan plastik berdarah dan pisau cukur, yang tampaknya ditinggalkan oleh polisi dari malam sebelumnya.
Berita penggalian itu mengejutkan banyak orang, termasuk dokter yang menerima jenazah Angel setelah kematiannya.
"Pada kasus-kasus sebelumnya kita sudah menggali jenazah untuk diotopsi, kita butuh banyak alasan, seperti ada pengaduan atau diperbolehkan keluarga atau dan sebagainya. Untuk kasus ini menurut saya itu tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan," ucap dokter, yang tidak mau disebutkan namanya karena alasan keamanan.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR