Intisari-Online.com – Kudeta militer Myanmar yang dilakukan terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi membuat pecah demonstrasi anti-kudeta, bahkan memakan korban jiwa.
Rakyat pun turun ke jalan memprotes atas aksi kudeta yang dilakukan militer terhadap pemerintahan Myanmar yang sah.
Aksi demonstrasi itu pun memakan korban jiwa, salah satunya adalah Angel, yang sangat dikenal menggunakan kaos bertuliskan ‘Everything Will Be OK’.
Beberapa jam setelah keluarga, teman, dan ribuan pelayat mengistirahatkan tubuh Angel, pasukan militer Myanmar memasuki pemakaman, mereka membuang bunga dan karangan bunga yang sebelumnya diletakkan dengan hati-hati, lantas menggali kuburannya.
Keesokan paginya, dalam rekaman yang dibagikan ke CNN dan dari laporan saksi, di antara puing-puing yang tersisa berserakan di sekitar kuburan, terdapat pisau cukur, sepatu bot karet, gaun bedah, sekop, dan sarung tangan plastik berlumuran darah.
Makam Angel telah diisi dengan semen, dengan lempengan abu-abu tebal sebagai pengganti bunga dan tribute.
Kemarahan dan kesedihan orang-orang terdekat Angel meletus untuk kedua kalinya.
Dilansir CNN.com, Angel, yang bernama asli Ma Kyal Sin, tewas setelah ditembak mati di bagian kepala di kota Mandalay pada 3 Maret 2021.
Ia saat itu melakukan demonstrasi menentang kudeta militer yang menggulingkan pemerintah terpilih Myanmar.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR