Intisari-Online.com - Sejak 1 Februari 2021, Myanmar telah jatuh ke dalam kudeta militer.
Selama sebulan terakhir, terjadi kericuhan besar-besaran di negara Asia Tenggara itu.
Hal itu bermula ketika Pemimpin National League for Democracy (NLD) Myanmar Aung San Suu Kyi ditangkap pihak militer.
Padahal nama Aung San Suu Kyi begitu besar di Myanmar.
Dan putri Jenderal Aung San, yang dipandang sebagai tokoh kemerdekaan Myanmar.
Bahkan secara teknis, wanita 75 tahun itu bukan presiden negara itu.
Tetapi dia secara luas dipandang sebagai pemimpin 'de facto' Myanmar, menurut BBC.
Karena Aung San Suu Kyi ditangkap, maka militer menjalankan kontrol sesuai dengan konten yang ditentukan dalam Konstitusi.
Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing langsung berkuasa.
Dilaporkan penangkapan Min Aung Hlaing dikarenakan ketidakpedulian pemerintah sipil terhadap tuduhan kecurangan pemilu dan bahwa pemilu berlanjut selama pandemi Covid-19.
Alhasil kini kudeta militer semakin menjadi-jadi. Bahkan warga sipil menjadi korban.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR