Advertorial

Hanya Gara-gara Ember, 2 Pasukan Ini Berperang dan Libatkan Ribuan Infanteri serta Penunggang Kuda, 2.000 Orang Jadi Korban

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Perang dilakukan karena berbagai alasan: keamanan ekonomi, kekuasaan, balas dendam, politik, aliansi internasional.

Daftar ini hampir tidak ada habisnya dan terkadang masih menyertakan konflik antara individu yang tidak menyukai satu sama lain.

Namun ada perang yang disebut “Perang Ember” antara negara-kota Modena dan Bologna di Italia.

Nama perang bukanlah kode untuk beberapa gerakan politik atau julukan beberapa pangeran.

Baca Juga: Buntung Bagi China Bisa Jadi Untung Bagi Negara Miskin, Pandemi Covid-19 Ternyata Merusak Rencana China Untuk Selelsaikan Proyek Ambisiusnya Ini

Mereka benar-benar memperebutkan ember.

Selama abad ke-12, 13, dan 14, kekuatan Eropa bertempur dalam dan mematikan serangkaian perang yang dikenal sebagai Perang Guelph dan Ghibelline.

Perang-perang ini adalah bagian dari perjuangan antara Gereja Katolik dan sejumlah keluarga kerajaan sekuler yang dikenal sebagai Kontroversi Penobatan.

Yang dipertaruhkan adalah kekuatan raja atau penguasa lokal untuk menunjuk atau "menginvestasikan" para pemimpin gereja lokal, seperti uskup dan kepala biara.

Baca Juga: Termasuk Peralatan Bekas Medis Hingga Sisa Organ Tubuh Manusia dari Operasi, Dimanakah Sebenarnya Limbah Medis Dibuang?

Harapan dari beberapa penguasa adalah bahwa dengan menunjuk orang-orang yang bersahabat dengan mereka, bangsawan akan mengalami lebih sedikit kesulitan dari Gereja lokal mengenai masalah-masalah di wilayah mereka.

Tentu saja, Paus, Gereja Katolik dan sekutunya menentang hal ini.

Konflik ini melibatkan raja dan penguasa dari sebagian besar Kekaisaran Romawi Suci, termasuk negara-kota di Italia utara dan tengah.

Guelphs mendukung Kepausan dan Ghibelline, para penguasa sekuler yang mencari lebih banyak kekuasaan atas Gereja di wilayah mereka.

Baca Juga: Tak Mau Kalah dengan AS dan Sekutunya, China Bersama Rusia dan Iran Juga Gelar Latihan Gabungan, Akankah Dua Kubu Ini Berperang?

Nama Guelphs merupakan bastardisasi dari nama keluarga kerajaan Bavaria, House of Welf.

Nama Ghibelline diambil dari nama kastil musuh Swabia (Jerman) dari House of Welf.

Ini adalah kastil Waiblingen, diubah menjadi "Ghibellino" oleh orang Italia.

Jelas, penguasa masing-masing telah mendukung satu sisi argumen atau sisi lainnya.

Baca Juga: Aksi ‘Sama Rasa dan Sama Rata’ Tentara Jepang Diwujudnyatakan dengan Perampokan, Semangat Revolusioner Berhasil Singkirkan Mereka yang ‘Mabuk Kebebasan’

Sekarang, dalam rangkaian perang yang penting dan mahal yang berlangsung berabad-abad ini, negara-kota tetangga Modena dan Bologna di Italia utara tengah mengambil sisi yang berlawanan.

Modenese adalah Ghibelline dan Bolognese, Guelphs.

Italia tidak menjadi sebuah bangsa sampai abad ke-19 dan selama sebagian besar Abad Pertengahan dan Renaisans, terpecah menjadi lusinan negara kota yang kuat, yang masing-masing berperang untuk kontrol politik, militer, dan ekonomi.

Modena dan Bologna, yang jaraknya lebih dari 27 mil, sering menjadi rival.

Baca Juga: Kecurigaan Indonesia: 'Ada Niat Negatif,' Mungkinkah China Operasikan Sensor Bawah Air di Perairan Indonesia?

Pada 1325, sekelompok tentara Moden (mungkin mabuk, bosan kehabisan tengkorak, atau keduanya) menyelinap ke Bologna dan mencuri ember dari sumur pusat kota.

Bahwa musuh mereka dapat menyelinap ke kota mereka tanpa hukuman dan mencuri sesuatu dari mereka adalah penghinaan terhadap kehormatan orang Bologn, yang menuntut orang Moden mengembalikan ember yang dicuri, namun mereka menolaknya.

Ember kayu ek menyebabkan Bologn memobilisasi pasukan mereka yang kuat: 30.000 infanteri dan 2.000 penunggang kuda.

Sementara itu, orang Moden mengerahkan 5.000 infanteri dan 2.000 penunggang kuda.

Baca Juga: Tidak Hanya Berebut Wilayah Perbatasan, Ketegangan India-China Juga Adu Otot Memasarkan Vaksin Buatan Masing-masing,Ilmuwan dan Nakes Sampai Geram Dibuatnya

Mereka bertemu di dekat desa modern Zappolino, sekitar setengah jalan antara dua kota di selatan.

Di sana, orang Moden kalah jumlah secara drastis dan kehilangan posisi.

Bolognese memiliki dataran tinggi dan orang-orang dari Modena tersebar di sekitar lembah di bawah.

Apa yang dimiliki Bolognese dalam jumlah yang mereka harus menyerah dalam kepemimpinan, karena dalam hitungan hanya beberapa jam, orang Moden tidak hanya mengusir mereka dari medan perang tetapi juga mengejar mereka kembali ke Bologna.

Baca Juga: Nekatnya Korea Utara, Sudah Langgar Sanksi PBB dan Terus Kembangkan Program Nuklir, Dananya pun Hasil Curian di Dunia Maya

Tentara Modena menerobos ke Bologna, menghancurkan beberapa kastil kecil terpenting, menghancurkan pintu air di sungai lokal yang memasok air untuk Bologna.

Seolah-olah orang Moden berkata, “Anda menginginkan ember Anda? Nah, Anda tidak membutuhkannya lagi. Anda tidak punya air!”

Untuk memastikan orang-orang Bologna benar-benar dipermalukan, orang Moden kemudian menggelar parade di sekitar kota, melakukan kembali serangan yang mengambil alih ember dan pertempuran berikutnya.

Dan tentu saja, sebelum mereka meninggalkan daerah itu, orang Moden mengambil ember dari sumur di luar kota agar penduduk setempat itu juga tidak bisa mendapatkan air.

Dua ribu orang dibantai dalam "Perang Ember".

Baca Juga: Iming-iming Jepang atas Kebebasan Rakyat Indonesia, Bukti Realisasi Ramalan Jayabaya tentang Ratu Adil?

Perang Guelph dan Ghibelline akhirnya berakhir, orang Moden mengembalikan sebagian tanah yang telah mereka rebut dalam perang.

Mereka menyimpan ember itu - ember itu berada di ruang bawah tanah sebuah menara abad pertengahan.

694 tahun kemudian, replika ember tergantung di langit-langit balai kota Modenese.

(*)