Intisari-Online.com -Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Sabut (9/1/2021) telah mengingatkan kembali berbagai hal mengerikan seputar pesawat terbang.
Sriwijaya Air SJ 182 sendiri diduga terjatuh di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, hanya 4 menit setelah lepas landas dari Bandar UDara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Sriwijaya Air SJ 182 lepas landas pukul 14.36 WIB lalu dinyatakan hilang kontak pukul 14.40 WIB.
Tak pelak, kabar tersebut langsung membangkitkan kembali ketakutan manusia untuk menggunakan pesawat terbang.
Ya, sebuah data memang menunjukkan bahwa naik pesawat lebih aman dibanding mengemudikan mobil.
Namun, ketika sebuah kecelakaan pesawat terjadi, perhatiannya akan lebih besar diberikan dibandingkan dengan kecelakaan mobil.
Padahal, sebuah data di bawah ini malah menunjukakn abhwa kematian per penumpang pesawat justru sudah mengalami penurunan drastis.
Benarkah demikian? Simak saja fakta-fakta tak terduga terkait kecelakaan pesawat seperti dilansir darivox.comberikut ini.
1) Kematian per penumpang pesawat telah menurun.
The Economist melakukan analisis yang bagus tentang tren terkini kecelakaan pesawat.
Mereka menyimpulkan bahwa: "Selama empat dekade terakhir kematian di pesawat terbang — baik itu karena kecelakaan atau terorisme — telah menurun bahkan ketika jumlah pelancong meningkat hampir sepuluh kali lipat."
Grafik di atas juga menunjukkan bahwa mayoritas kematian disebabkan oleh kecelakaan, bukan serangan teroris.
2) Sedikitnya 88 pesawat hilang sejak 1948.
Sebuah data tentang pesawat hilang pernah dikeluarkan olehAviation Safety Network, sebuah inisiatif swasta independen yang mengelola basis data ekstensif kecelakaan pesawat, militer, dan perusahaan di seluruh dunia.
Dalaa data tersebut terlihat bahwa sejak 1948, telah ada 88 penerbangan hilang sama sekali tanpa jejak.
"Dalam kasus ini tidak ada satu pun puing-puing, minyak, atau tubuh yang ditemukan," kata situs tersebut.
3) Pesawat jet mengalami kecelakaan paling banyak saat lepas landas dan mendarat.
Grafik Reutersdi atas menunjukkan kecelakaan fatal pada jet komersial dari tahun 2003 dan 2012, dan trennya cukup jelas.
Meskipun pesawat menghabiskan banyak waktu untukterbang di ketinggian, bagian paling berbahaya ada di bagian paling akhir dan paling awal penerbangan.
Itu sebabnya mereka selalu menyuruhmu menyingkirkan meja nampanmu baik saat akan lepas landas maupun akan mendarat.
4) Terbang di Amerika Utara jauh lebih aman daripada di Afrika atau bekas Uni Soviet.
Saat kecelakaan disesuaikan dengan jumlah penerbangan, Amerika Utara dan Eropa adalah tempat yang cukup aman untuk terbang.
Seperti yang ditunjukkan oleh data Forbes di atas, penerbangan akan lebih berbahaya jika dilakukan di beberapa negara Afrika dan bekas Soviet.
5) Bagian paling aman dari pesawat mungkin adalah bagian belakang. Atau mungkin tidak..
Pada tahun 2007, Popular Mechanicsmeneliti sejumlah kasus kecelakan pesawat fatal yang terjadi di AS selama36 tahun.
Mereka mencoba menemukan di mana orang-orang yang selamat dari mereka duduk.
Hasilnya, mereka menyimpulkan bahwa bagian belakang pesawat lebih baik.
Namun, karena kerusakan seperti itu sangat jarang, hanya ada 20 kerusakan yang tersedia untuk dianalisis.
Dan itu membuatnya tidak jelas apakah ini hanya kebetulan statistik dalam kumpulan data kecil.
Federal Aviation Administration (FAA), lembaga regulator penerbangan sipil di AS, justru mengatakan bahwa tidak ada cara untuk mengetahui daerah mana yang paling aman.
Tetapi karena duduk di belakang tidak mungkin membahayakan Anda, Anda sebaiknya melakukannya jika Anda mau.