Militer Azerbaijan meluncurkan serangan akhir Jumat, sebabkan tiga petugas etnis Armenia terluka.
Kabar yang sama juga diberitakan oleh organisasi Human Rights Watch, jika pasukan Azerbaijan lakukan serangan indiskriminsasi di Stepanakert.
Kota terbesar di Nagorno-Karabakh, Stepanakert, dikunjungi oleh Human Rights Watch untuk urusan investigasi.
Di sana ditemukan sejumlah insiden tunjukkan pasukan Azerbaijan menggunakan klaster amunisi dan roket artileri atau senjata lain yang tidak membedakan antara target militer dan objek sipil.
Bukti yang berkaitan dengan serangan pada 4 Oktober 2020 lalu tunjukkan jika terjadi serangan bertubi-tubi menyerang rumah penduduk kurang dari semenit.
Hal ini tunjukkan kemungkinan jika rumah penduduk dibombardir oleh pasukan Azerbaijan, dan mereka memperlakukan seluruh wilayah sebagai target militer.
Hal tersebut sudah melanggar hukum perang.
Infrastruktur penting juga diserang pasukan Azerbaijan, yang berdampak pada kehidupan warga.
Sejak Stepanakert dipilih oleh pasukan Armenia dan pasukan lokal Nagorno-Karabakh sebagai pangkalan militer, populasi warga sipil memang menghadapi risiko besar.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR