Penulis
Intisari-online.com -Kemenangan telak Azerbaijan merengkuh Nagorno-Karabakh menjadi kebanggaan yang akan selalu dirayakan oleh negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Kemenangan itu menjadi hal penting karena Nagorno-Karabakh dulunya memang milik Azerbaijan dan sampai sekarang resmi menjadi wilayah Azerbaijan.
Berbagai pengguna media sosial telah mengunggah foto bendera Azerbaijan dan Turki bersamaan dengan bendera Israel.
Pertanyaannya, mengapa Israel?
Sudah diketahui dengan jelas bahwa Turki memang mendukung Baku dalam perang antara Azerbaijan dan Armenia.
Azerbaijan juga diketahui membeli drone dan amunisi perang dari Israel dan transaksi itu sudah berlangsung sejak lama.
Bisa dikatakan jika Turki memang partner strategis Azerbaijan, dan hubungan mereka otomatis akan tumbuh.
Saat perang meletus akhir September lalu, hal tersebut datang berbulan-bulan setelah ketegangan tahun ini pertama mencuat Juli lalu dan pada tahun 2016 saat ada pertempuran singkat.
Baku telah meningkatkan kemampuan tempur mereka dalam 10 tahun terakhir, memperbaiki kemampuan militer mereka dan mencari senjata modern seperti drone atau pesawat tanpa awak sebagai bagian dari angkatan laut mereka.
Azerbaijan telah berjuang meningkatkan kemampuan militer untuk melawan tank dan senjata musuh.
Hal ini terungkap setelah terlihat walaupun Baku kalah dalam pertempuran darat di bulan-bulan awal, mereka bisa menghantam unit Armenia.
Nagorno-Karabakh adalah wilayah sengketa yang dulunya merupakan wilayah otonom di dalam Azerbaijan sewaktu era Soviet.
Kemudian di tahun 1990-an, Armenia mengalahkan Baku dalam perang perebutan wilayah dan kemudian area tersebut dijalankan sebagai republik otonom bernama Artsakh.
Hal ini cukup umum di area Kaukasus dan pasca Soviet.
Artsakh mirip dengan Abkhazia dan Ossetia Selatan dan negara-negara kecil lain yang namanya tidak pernah didengar orang.
Berbagai upaya internasional dilakukan untuk menyelesaikan konflik tersebut, tapi masih saja gagal.
Azerbaijan memiliki populasi lebih banyak daripada Armenia, dan negara itu lebih kaya daripada Armenia sendiri karena memiliki sumber daya energi yang bisa mereka jual.
Azerbaijan juga memiliki sekutu kuat yaitu Turki dan Israel, dan Israel bisa mendekatkan Azerbaijan kepada Amerika Serikat.
Hubungan Azerbaijan dengan Israel sendiri rupanya telah lama kuat meskipun Azerbaijan adalah negara Islam sedangkan Israel adalah negara Yahudi.
Kedua negara bisa mengesampingkan perbedaan agama dan menciptakan hubungan harmonis dengan membagi beberapa kepentingan yang sama, salah satunya adalah penjualan energi dan pertahanan.
Namun, ada hal lain yang memperkuat hubungan mereka.
Israel diketahui beberapa tahun ini telah mencoba memperkuat hubungan dengan negara Muslim, contohnya dengan Senegal dan Turki.
Ada hubungan berdasarkan berbagai lapisan, salah satunya adalah keberadaan bersama dan toleransi.
Israel memiliki banyak untuk ditawarkan kepada Baku dalam hal teknologi dan kerjasama bilateral.
Azerbaijan menarik perhatian Israel karena negara tersebut merupakan negara tetangga Iran, rezim musuh Israel.
Namun hal ini bukan berarti pengaruh Israel akan mulus masuk ke Azerbaijan.
Ada pertentangan dari Turki, yang tidak ramah kepada Israel karena melihat negara tersebut sebagai tantangan keamanan yang terus tumbuh.
Turki juga mendanai kelompok Hamas dan telah bersumpah untuk membebaskan Jerusalem dari Israel tahun lalu.
Turki juga blak-blakan menuduh Israel memiliki kemiripan dengan rezim Nazi dan inginkan genosida.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Turki akan mencari cara untuk mengeksploitasi perannya di Azerbaijan untuk menyebar ekstrimisme religius atau agenda regionalnya.
Turki diketahui bersekutu dengan Hamas dan Qatar, serta dengan pemerintahan Libya di Tripoli dan telah menguatkan ekstrimisme agama beberapa bulan terakhir.
Salah satu langkah mengerikan Turki adalah merekrut anggota pemberontak Suriah.
Namun, Azerbaijan lebih toleran secara sejarah dan lebih sekuler.
Pengibaran bendera Israel di Baku adalah ilustrasi keterbukaan Azerbaijan kepada Israel, di Israel sendiri juga ada perayaan pro-Azerbaijan di jalanan.
Ruginya bagi Israel, hubungan Israel-Armenia telah rusak, setelah bertahun-tahun mengalami masa dingin.
Armenia mengunggah pesan menyalahkan Israel atas kekalahan mereka dan ada amarah yang menyebar luas, sebuah ironi mengingat Yahudi dan Armenia memiliki sejarah penderitaan sendiri.
Namun, sejarah dilupakan, dan Israel bersifat pragmatis untuk mendekati Azerbaijan yang berbatasan dengan Iran.
Azerbaijan sendiri ingin memberi pengaruh dalam hubungan Israel-Palestina dan ingin memiliki pengaruh lebih besar di Timur Tengah.
Perlu diingat bahwa, Israel akan jauh dihargai oleh banyak negara jika memberi toleransi beragama dengan Palestina.
Jika mereka ingin hubungan yang apik dengan negara Muslim, maka sebaiknya Israel mulai perbaiki hubungan dengan Palestina dan berhenti lakukan aneksasi ke Tepi Barat.
Sedikit ironis juga mengingat Israel tidak berhenti menganeksasi Tepi Barat dan hancurkan rumah warga Palestina, di saat yang bersamaan berusaha menghentikan negara lain yang melakukannya, ibarat jika ingin melakukan hal baik di dunia ini, sebaiknya bersihkan tangan mereka sendiri dari darah korban warga Palestina yang telah mereka bunuh dan hancurkan rumahnya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini