Penulis
Intisari-Online.com -Perjanjian damai baru saja disepakati oleh Armenia dan Azerbaijan, dua negara pecahan Uni Soviet yang selama beberapa bulan terakhir terlibat sengketa militer.
Perang itu telah menewaskan ribuan orang dan memaksa ribuan lainnya mengungsi.
Pusat sengketa berada di kawasan Nagorno-Karabakh, yang diklaim Azerbaijan sebagai wilayah kedaulatan mereka, tapi selama ini dikuasai etnis Armenia.
Dua negara itu pernah terlibat perang berdarah pada akhir dekade 1980-an dan awal 1990-an.
Perang itu hingga saat ini masih terus memicu konflik bersenjata yang berkelanjutan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, dia berencana mengirim pasukan ke Nagorno-Karabakh untuk membentuk "pusat perdamaian".
Permintaan yang bakal dilayangkan ke parlemen itu terjadi setelah Rusia sudah mengirim militer untuk menjaga daerah sengketa Armenia dan Azerbaijan itu.
Turki dan Rusia juga sudah menggelar dialog selama dua hari teakhir soal bagaimana mereka bisa bekerja sama untuk mengamankan Karabakh.
Ankara merupakan sekutu utama Azerbaijan, yang berusaha merebut Nagorno-Karabakh dari kelompok separatis Armenia yang mendudukinya sejak 1990-an.
Pada Senin pekan lalu (9/11/2020), dua negara yang berseteru itu menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang ditawarkan Kremlin.
Kesepakatan itu mengakhiri perang selama enam pekan di Nagorno-Karabakh, yang sudah merenggut korban ribuan baik dari militer maupun sipil.
Berdasarkan perjanjian itu, separatis Armenia setuju untuk menarik diri dari sebagian besar wilayah yang berlokasi di Kaukasia tersebut.
Di hadapan parlemen, Erdogan meminta agar Turki mengirimkan pasukan demi membentuk "pusat perdamaian dengan Rusia dan beraktivitas di sana".
Dilansir AFP Senin (16/11/2020), penerjunan penjaga perdamaian itu akan berjalan selama satu tahun dengan jumlah personelnya ditentukan oleh Erdogan.
Pada pekan lalu, Moskwa menyatakan menerjunkan 1.960 tentara beserta kendaraan angkut dan peralatan penunjang lainnya ke Armenia.
"Negeri Beruang Merah" sudah menekankan berulang kali bahwa di bawah perjanjian itu, Turki tak akan bisa mengerahkan pasukan.
Perjanjian itu menyatakan bahwa pusat perdamaian dibentuk untuk mengontrol gencatan senjata, namun tak dijelaskan peran pastinya.
Ardi Priyatno Utomo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erdogan Ingin Kirim Pasukan Turki ke Nagorno-Karabakh demi Membentuk "Pusat Perdamaian""