Advertorial
Intisari-Online.com - Indonesia sering kali bersitegang dengan Malaysia karena berbagai hal, seperti apa perbandingan kekuatan militer Indonesia dan Malaysia?
Lebih dari setengah abad meninggalkan masa-masa konfrontasi Indonesia Malaysia, dua negara bertetangga ini masing kerap bersitegang meski tidak pernah terjadi perang besar.
Kini, memanasnya hubungan antara Indonesia dan Malaysia lebih sering terjadi karena klaim Malaysia terhadap warisan budaya Indonesia.
Seperti pengalaman Indonesia menghadapi klaim batik dan wayang kulit oleh Malaysia.
Baca Juga: Di Asia Tenggara Nomer 1, Peringkat ke Berapa Indonesia di antara Militer Paling Kuat di Asia?
Di masa lalu, konfrontasi terjadi saat Malaysia berencana membentuk Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Sarawak, Brunei, dan Sabah pada tahun 1961.
Presiden Soekarno menentangnya menganggap pembentukan Negara Federasi Malaysia adalah proyek neokolonialisme Inggris.
Sejumlah kesepakatan dibuat antara Malaysia, Indonesia, dan Filipina yang ikut menentang rencana tersebut, namun terus dilanggar oleh Malaysia.
Masalah tersebut berakhir di masa kepemimpinan Soeharto, dengan Indonesia kembali menjadi anggota PBB, setelah Persetujuan Bangkok menormalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia.
Meski kini tidak terlibat peperangan besar, perbandingan kekuatan militer Indonesia dan Malaysia tentu menarik untuk diketahui.
Melansir Global Firepower, peringkat kekuatan militer menunjukkan bahwa posisi Indonesia saat ini berada di atas Malaysia.
Indonesia berada di peringkat ke-16 dari 138 negara, sementara Malaysia berada di peringkat 44.
Namun, upaya peningkatan kekuatan militer pun terus dilakukan negara-negara di dunia tak terkecuali Indonesia dan Malaysia.
Seperti Indonesia yang di tahun 2020 ini diketahui berupaya melakukan modernisasi alutista.
Hal itu diawali dengan kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke sejumlah negara, bahkan termasuk Malaysia.
Mengutip Kompas.com (24/7/2020),sejak dilantik menjadi Menhan dalam Kabinet Indonesia Maju pada 23 Oktober 2019, Prabowo telah mengunjungi sejumlah negara di belahan dunia.
Kunjungan tersebut merupakan dalam rangka menjalankan misi melakukan modernisasi alutsista angkatan bersenjata Tanah Air.
Upaya pertama Prabowo dilakukan saat mengunjungi Malaysia pada 14 November 2019, Thailand pada 17 November 2019, Turki pada 27-29 November 2019, dan China pada 15 Desember 2019.
Kemudian disusul Jepang pada 20 Desember 2019, Filipina pada 27 Desember 2019, Perancis pada 11-13 Januari 2020, dan Rusia pada 28 Januari 2020.
Lalu, Prabowo Melawat Ini Emirat Arab (UEA) pada 24 Februari 2020.
Selanjutnya, Prabowo kembali mengunjungi ke Rusia untuk kali kedua pada 23 Juni 2020. Terakhir, Prabowo ke Turki.
Dalam wawancara dengan Kompas.com pada Kamis (16/1/2020), Juru Bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan bahwa Prabowo mempunyai misi untuk memodernisasi alutsista.
"Sejak awal beliau menyatakan bahwasanya dua bulan sampai enam bulan pertama beliau akan fokus pada modernisasi alutsista," kata Dahnil di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.
Di sisi lain, Malaysia juga hendak melakukan upaya serupa untuk kekuatan militernya, namun upaya tersebut kabarnya terhambat anggaran pertahanan.
Mengutipdefensenews.com (3/12/2019),Malaysia telah meluncurkan laporan resmi pertahanannya yang pertama, mengidentifikasi klaim maritimnya di Laut Cina Selatan sebagai perhatian utama, sementara anggaran yang stagnan terus menghambat upaya untuk memodernisasi militernya.
Dikatakan bahwa rencana pengadaan pertahanan Malaysia telah tergelincir dalam beberapa tahun terakhir karena masalah anggaran negara yang terus berlanjut.
Hal itu menyebabkan proyek-proyek seperti pembelian pesawat patroli maritim menjadi terhambat.
Anggaran pertahanan belanja pertahanan Malaysia sampai tahun 2020, menurut Global Firepower, terbilang kecil jika dibanding Indonesia, yaitu$ 4miliar. Sementara Indonesia hampir dua kali lipat, yaitu$ 7,6 miliar.
Selain anggaran pertahanan, Indonesia juga unggul dalam berbagai sektor.
Indonesia telah menunjukkan keunggulan dalam hal jumlah personel militer.
Indonesia memiliki 800.000 personel militer, dengan 400.000 personel aktif dan400.000 cadangan.
Sementara Malaysia memiliki 410.000 personel militer, dengan 110.000 personel aktif dan 300.000 cadangan.
Kedua, di laut Indonesia memimpin dengan menempatiperingkat ke-10 dari 138 negara, sedangkan Malaysia ke-44.
Keunggulan kekuatan laut Indonesia berkat kepemilikan 5 kapal selam, 7 kapal fregat, 24 korvet, 156 patroli, dan 10 mine warfare.
Dalam 10 besar kekuatan armada angkatan laut, Indonesia bersanding dengan Korea Utara, China, Rusia, Amerika Serikat, Kolumbia, Iran, Mesir, Thailand, dan India.
Sementara itu, Malaysia berada di peringkat ke-44 untuk kategori tersebut, dengan kepemilikan 2 kapal selam, 6 kapal fregat, 6 korvet, 41 patroli, dan 4 mine warfare.
Begitu pula untuk kekuatan udara.Indonesia menempati peringkat ke-28 dari 138 negara dengan kekuatan total 462.
Pesawat yang dimiliki Indonesia di antaranya 41 pesawat tempur, 31 pesawat serangan khusus, 54 angkutan, 5 pesawat misi khusus, 177 helikopter, 16 helikopter serang, dan 109 pesawat latih.
Dibanding Malaysia, masing-masing jenis pesawat angkatan udara Indonesia tersebut jumlahnya lebih banyak.
Malaysia dibekali 26 pesawat tempur, 13 pesawat serangan khusus, 18 angkutan, 4 pesawat misi khusus, 65 helikopter, serta 40 pesawat latihan. Bahkan, Malaysia tidak memiliki helikopter serang.
Dengan kepemilikan armada udara tersebut, Malaysia hanya mampu menempati peringkat ke-44 dari 138 negara untuk kekuatan udaranya.
Namun, di sektor darat, Indonesia dan Malaysia berbagi keunggulan.
Baik Indonesia maupun Malaysia menunjukkan keunggulan masing-masing di sektor darat.
Malaysia unggul untuk kendaraan lapis baja dan proyektor roket, dengan kepemilikan atas 1.387 kendaraan lapis baja dan 54 proyektor roket.
Sementara Indonesia memiliki 1.178 kendaraan lapis baja dan 36 proyektor roket.
Lainnya, Malaysia memiliki 74 tank tempur dan 211 artileri lapangan. Namun, tidak memiliki artileri self-propelled.
Sedangkan Indonesia unggul untuk kepemilikan 313 tank tempur dan 366 artileri lapangan. Bahkan, memiliki 153 artileri self-propelled, yang tidak dimiliki Malaysia.
Untuk diketahui, selain personel militer, anggaran, dan persenjataan, peringkat kekuatan militer menurut Global Firepower juga mempertimbangkan logistik, sumber daya, hingga kondisi geografi negara-negara dalam peringkat tersebut.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari