Advertorial
Intisari-online.com -Pemerintahan Presiden AS Donald Trump pernah capai titik terendah sampai ia dimakzulkan oleh DPR dan Senat AS.
Sosok di balik itu semua salah satunya adalah ketua DPR AS, Nancy Pelosi.
Wanita yang berasal dari Partai Demokrat tersebut tidak tanggung-tanggung mengkritik kebijakan Trump yang dianggapnya tidak baik.
Salah satunya adalah saat AS lancarkan serangan-serangan ke Iran, yang salah satunya berhasil membunuh Jenderal Qasem Soleimani.
Kala itu Pelosi bersama staf DPR kemudian memulai rapat untuk menahan aksi militer administrasi Trump terkait serangan atas Iran.
Resolusi Kekuatan perang dibahas langsung oleh DPR AS untuk membatasi aksi militer Trump terhadap Iran.
Waktu itu Pelosi berargumen jika Trump "telah dengan jelas tidak memiliki strategi koheren untuk menjaga penduduk Amerika tetap aman, mencapai penurunan ketegangan dengan Iran dan menjaga stabilitas di dunia."
"Anggota DPR memiliki kekhawatiran mendesak yang serius mengenai keputusan pihak Trump untuk menjaga ketegangan melawan iran dan mengenai strategi yang masih sangat kurang," tulis Pelosi dilansir dari CNN.
Pelosi mengajukan rapat tersebut karena sebelumnya ia mengatakan serangan AS kepada Iran awal tahun lalu belum mendapat persetujuan dari DPR.
Drama antara Pelosi dan Trump masih banyak lagi.
Telah jadi rahasia umum jika hubungan kedua sosok tersebut sangat dingin.
Ketika Trump lolos dari pemakzulan, Pelosi menyebutkan ia akan tetap menjadi ancaman demokrasi.
"Dia akan tetap menjadi ancaman bagi demokrasi Amerika. Dia akan menganggap dirinya di atas hukum dan mengubah hasil pemilihan sesuai keinginannya," katanya.
Rupanya, ucapan Pelosi ada benarnya.
Namun Pelosi bisa cukup tenang dengan hasil sementara Pemilu AS.
Bahkan, ia sudah menyatakan kandidat Joe Biden sebagai "presiden terpilih".
Pernyataan itu disampaikannya setelah Decision Desk HQ sudah memproyeksikan bahwa Biden sudah memenangkan Negara Bagian Pennsylvania.
"Pagi ini (Jumat) sudah jelas bahwa Biden-Harris (Kamala Harris) memenangkan tiket ke Gedung Putih," ujar Pelosi kepada awak media.
"Presiden terpilih Biden mempunyai mandat yang kuat untuk memimpin," jelas Ketua DPR sejak 2019 itu seperti diberitakan AFP Jumat (6/11/2020).
Nancy Pelosi menuturkan, mereka patut untuk berbahagia karena Joe Biden merupakan sosok pemersatu dan bertekad untuk menyatukan semua orang.
Berdasarkan Decision Desk HQ di Twitter, Biden diproyeksikan sudah memenangkan Pennsylvania, yang berharga 20 suara elektoral.
Biden juga disebut meraih keunggulan tipis atas petahana Donald Trump di Georgia, sebelum negara bagian itu mengumumkan penghitungan ulang.
Demokrat sampai saat ini masih menahan diri untuk mengumumkan kemenangan.
Meski begitu, Biden dilaporkan berencana berpidato.
Di sisi lain, Demokrat harus menelan kekecewaan karena sejumlah media sudah memproyeksikan bahwa mereka bakal kehilangan beberapa kursi di DPR AS.
Nancy Pelosi berusaha tidak mengomentari mengenai kehilangan itu.
Tapi dia menegaskan dalam pemilu sela 2022, tidak akan ada nama Trump di ballot.
Partai Republik yang dikomandani oleh Trump hampir selalu kehilangan kursi di Kongres setiap kali digelar pemilu sela periode pertama.
(Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketua DPR AS Nancy Pelosi Sebut Biden "Presiden Terpilih AS""
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini