Saat itu, diduga penyadapan terhadap kantor Perdana Menteri Timor Leste telah dilakukan agen mata-mata Australia, menyebabkan konflik kedua negara.
Bagaimana Kelicikan yang dilakukan Australia terhadap negara miskin juga termuda di Asia Tenggara tersebut?
Melansir socialist-alliance.org (27/7/2018), pada tahun 2004, ASIS diduga menempatkan alat pendengar di dinding kantor perdana menteri Timor-Leste dan kantor kabinet selama program perbaikan yang dilakukan oleh AusAid, badan bantuan luar negeri pemerintah Australia.
Hal tersebut memungkinkan para pejabat Australia untuk mendengarkan rencana negosiator Timor-Leste atas perjanjian tentang ladang gas lepas pantai Greater Sunrise senilai US $ 65 miliar di Laut Timor.
“Saksi K” adalah anggota ASIS yang terlibat dalam operasi penyadapan.
Dia mengeluh kepada atasannya saat kembali ke Australia ketika dia menemukan menteri luar negeri Alexander Downer dan mantan kepala Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Ashton Calvert, melobi Woodside Petroleum, sebuah perusahaan minyak dengan kepentingan utama dalam eksploitasi minyak bumi sumber daya Laut Timor.
Saksi K diizinkan oleh atasannya untuk menggunakan Collaery.
Setelah banyak pertimbangan, Collaery dan Saksi K mengungkapkan bahwa badan intelijen Australia menggunakan mata-mata untuk keuntungan finansial.
Pada 2013, hal itu terungkap dalam pemberitaan.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR