Baca Juga: Meski Demam, Tak Perlu Buru-buru Konsumsi Obat Penurun Panas, Ini Alasannya
Pada saat tentara Indonesia pergi, hampir semuanya telah hancur.
Namun, setelah kekerasan segera mereda, ketegangan yang lebih dalam, lebih langgeng terungkap ketika orang-orang dari tentara pemberontak Timor Timur, Falantil, kembali ke rumah yang tidak mereka lihat sejak 1975.
Ketika Indonesia menyerang, mereka meninggalkan keluarga mereka di kota-kota dan di pertanian, dan menuju pegunungan dan hutan.
Lima jam perjalanan dari ibu kota Dili, di lembah Ulimori, pertempuran untuk Timor Leste merdeka dilakukan oleh orang-orang yang bertahan hidup dengan makan rusa, kerbau, monyet, dan buah-buahan.
Baca Juga: Sudah Disahkan, Nyatanya Naskah UU Cipta Kerja Kembali Berubah di Tangan Istana….
Kode perilaku sangat ketat, tidak ada seks untuk kaum revolusioner dan satu-satunya wanita yang hadir adalah juru masak.
Di antara laki-laki yang ikut berperang adalah Adtik Lintil, yang mengaku jarang bertemu istri dan anak-anaknya selama 17 tahun bersama Falantil.
"Saya tidak menyesal," katanya. "Kami harus berjuang untuk apa yang benar."
Setelah 24 tahun pendudukan Indonesia, orang-orang seperti Lintil kembali ke rumah, ke dunia yang telah berpindah.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR