Diperlakukan Bak Pembantu hingga Dilecehkan, Kisah Gadis Timor Leste 'Diculik' Tentara Indonesia, Kabur di Usia 17 Tahun dan Menjadi 'Malaikat' Bagi Bocah-bocah Bernasib Sama Dengannya

Khaerunisa

Editor

Nina Pinto, salah satu anak Timor Leste yang diculik antara tahun 1975-199 selama invasi oleh Indonesia
Nina Pinto, salah satu anak Timor Leste yang diculik antara tahun 1975-199 selama invasi oleh Indonesia

Intisari-Online.com - Terpisahnya anak-anak Timor Leste dari keluarganya merupakan salah satu kisah yang tersembunyi di balik invasi Timor Leste oleh Indonesia.

Invasi Timor Leste oleh Indonesia terjadi tahun 1975, yang kemudian menjadikan Timor Leste sebagai bagian wilayahnya.

Saat itu Timor Leste dikenal sebagai Timor Timur diduduki Indonesia selama 24 tahun hingga akhirnya lepas pada tahun 1999 melalui referendum.

Antara tahun 1975 hingga 1999, perlawanan kelompok pro kemerdekaan Timor Leste terhadap tentara Indonesia terus berlangsung, perang gerilya dilancarkan oleh mereka.

Baca Juga: Pria Asal Timor Leste Buat Onar dengan Pisau Daging di Inggris

Rupanya, diantara tahun-tahun yang kelam itu, terjadi pula penculikan terhadap anak-anak Timor Leste oleh Tentara Indonesia, setidaknya seperti itu yang dikisahkan oleh para korban, salah satunya oleh pria bernama Alis Sumiya Putra dan wanita bernama Nina Pinto.

Alis Sumiya Putra merupakan anak Timor Leste yang terpisah dari keluarganya berpuluh-puluh tahun, setelah ia 'diadopsi' oleh tentara Indonesia.

Namun, pengambilan Alis dari Timor Leste terjadi begitu saja tanpa diketahui orangtuanya.

Kisah Alis dapat dibaca pada artikel Intisari Online berjudul "Berawal dari Ditanya Ibu Kota Indonesia saat Main Judi di Tengah Jalan, Bocah Timor Leste Ini 'Diculik' Anggota TNI dan Tak Pernah Kembali Lagi ke Tanah Kelahirannya".

Baca Juga: Coba Perhatikan Gigi Anda, Apakah Punya Potensi Berlubang? Lakukan Delapan Cara Ini untuk Memulihkannya, Salah Satunya dengan Bikin Pasta Gigi Sendiri, Bagaimana caranya?

Dalam film dokumenter oleh Anne Barker berjudul 'The Return of East Timor's Children', dilansir dari kanal Youtube Al Jazeera, Nina Pinto, adalah salah satu sosok yang 'berjasa' atas pertemuan Alis dan keluarganya di Timor Leste.

Ia mencari dan menemui Alis karena mengetahui keluarga pria tersebut mencarinya.

Kedatangan Nina ke tempat tinggal Alis pun membuat pria yang berdomisili di Jawa Barat itu terkejut, namun juga membangkitkan kembali kenangannya tentang masa lalu di Timor Leste.

Membantu Alis dan orang-orang Timor Leste lainnya yang diculik ke Indonesia untuk bertemu dengan keluarga di Timor Leste, rupanya Nina pun mempunyai kisah kelam.

Baca Juga: Sering Mimisan, Ternyata Bayi Ini Didiagnosis dengan Kondisi Mematikan Nan Langka, Dokter Sebut Dia Tidak Punya Harapan dan Akan Meninggal Kecuali Melakukan Hal Ini

Nina juga merupakan salah satu anak yang menjadi korban penculikan itu.

Seperti Alis, Nina diculik dari Timor Leste saat masih anak-anak, kemudian namanya diganti.

Ia dibesarkan dalam keluarga Tentara Indonesia yang mengambilnya.

Namun, tidak seperti Alis yang diperlakukan dengan baik oleh keluarga angkatnya, Nina mengungkapkan dia diperlakukan buruk.

"Apa ya, di rumah saya itu jadi kaya pembantu gitu, bantuin semuanya. Yang cuci baju, bantu masak, semua.

Baca Juga: Tak Hanya Bantu Azerbaijan Serang Armenia Habis-habisan, Turki Juga Siapkan Hal Ini di Tengah Konflik Besar dengan Yunani di Laut Mediterania, Uni Eropa Langsung Ketar-ketir

Bukan hanya mengerjakan semua pekerjaan rumah padahal ia masih kecil, Nina juga mengungkapkan bagaimana ia dilecehkan oleh orangtua angkatnya.

"Disuruh untuk apa namanya, ya kalo disuruh enggak, maksudnya dia suka pegang-pegang saya lah, inilah inilah (sambil memegang dadanya), dari kecil tuh," katanya.

Nina Pinto, salah satu anak Timor Leste yang diculik antara tahun 1975-199 selama invasi oleh Indonesia
Nina Pinto, salah satu anak Timor Leste yang diculik antara tahun 1975-199 selama invasi oleh Indonesia

Masih kanak-kanak, Nina mengaku tak bisa berbuat apa-apa selain menangis.

"Ya paling saya bisanya nangis gitu. Hanya bisa nangis kalau pengen berlindung bertemu keluarga," ungkapnya.

Baca Juga: Terlihat Tak Pakai Masker dan Baru Saja Bepergian Bersama, Ajudan Donald Trump Dinyatakan Positif Virus Corona, 'Tidak Ada Tanda-tanda Presiden Trump Telah Tertular Juga'

Beranjak remaja, Nina akhirnya memiliki keberanian untuk melarikan diri dari perlakuan buruk orangtua angkatnya.

Ia nekat kabur dari rumah orangtua angkatnya ketika menginjak usia 17 tahun.

Kemudian Nina pindah untuk tinggal bersama temannya dan kembali menggunakan nama aslinya.

Saat itu, kerinduannya pada keluarga kandungnya pun tidak memudar, meski dikatakan oleh keluarga angkatnya bahwa orangtua Nina telah tiada.

Baca Juga: Kisah Pulau Paling Terpencil di Dunia yang Tak Terjamah Virus Corona; Di Sini Bisa Dengar Suara Rumput dan Ribuan Burung Tanpa Kicau

Nina yang begitu lama menyimpan kerinduan pada orangtua kandungnya tak begitu saja percaya.

"Orangtua angkat saya bilang sama saya keluarga saya sudah meninggal. Tapi saya berpikir apa ya, ngga mungkin saya yakin mereka masih ada. Tapi bagaimana carinya ya?," kisahnya.

Nina beruntung, akhirnya pada 2009, keluarga nina menemukannya.

Doa ibu Nina selama 30 tahun untuk pertemuan mereka akhirnya terbayar.

Baca Juga: Tak Hanya Bantu Azerbaijan Serang Armenia Habis-habisan, Turki Juga Siapkan Hal Ini di Tengah Konflik Besar dengan Yunani di Laut Mediterania, Uni Eropa Langsung Ketar-ketir

Sambil berkaca-kaca, Nina mengenang pertemuan mengharukan antara dirinya dan sang ibu.

Mereka akhirnya bisa sedikit menebus waktu yang telah hilang, kebersamaan yang berpuluh-puluh tahun telah direnggut paksa dari mereka.

"Karena saya waktu itu perginya masih kecil, terus mamah bilang 'kamu mau dipangku?' katanya,"

"Terus akhirnya dipangku deh. udah dari situ kita cerita tentang bagaimana perjalanan itu," Nina mengisahkan.

Baca Juga: Begini Rupanya Rahasia Tukang Gado-gado Cara Bikin Saus Kacang yang Legit dan Super Enak, Cuma Tambahkan Bahan Ini Saja, Mau Coba?

Kini Nina telah menikah dan memiliki dua anak laki-laki.

Telah melalui kisah memilukan, Nina kini bekerja dengan sebuah NGO bernama AJAR atau Asia Justice And Rights, untuk menemukan anak korban penculikan lainnya dan mengembalikan mereka ke rumah untuk bertemu keluarga mereka.

Dari pekerjaannya itulah, Nina menemani alis kembali ke timor Leste.

Selain Alis, beberapa orang Timor Leste yang terpisah dari keluarganya melakukan perjalanan yang sama, kembali ke kampung halaman.

Baca Juga: Dipecat Dari Dewan Direksi, Mantan Wakil Presiden Perusahaan Minyak Kelas Dunia Ini Gantung Diri di Rumahnya

Sebelum menempuh perjalanan ke Timor Leste, sekelompok orang yang menjadi korban penculikan saat masih anak-anak itu berkumpul mengikuti workshop di Bali.

Terlihat air mata tumpah ketika mereka menceritakan pengalaman masing-masing.

Bukan hanya Nina Pinto saja yang mengalami kisah pilu perpisahannya dengan keluarga kandungnya yang kemudian diadopsi dan diperlakukan buruk.

Bahkan, meski Alis merupakan salah satu yang beruntung diadopsi oleh keluarga yang memperlakukannya dengan baik, ia pun turut merasakan kesedihan mereka.

Baca Juga: Baku Tembak Mengerikan Ini Tewaskan WNI yang Sandera Abu Sayyaf di Filipina

"Saya merasa tergugah, sakit gitu. Seperti saya pribadi, saya bersyukur orangtua saya itu kasih sayangnya, pendidikan juga, ekonominya,"

"Alhamdulillah bagi saya pribadi tapi untuk teman-teman saya ini nyeri saya dengarnya, sedih, dengan nasib-nasib saudara saya yang ada di Indonesia ini tidak seperti saya.

Menceritakan prosesnya menemukan anak-anak Timor Leste yang hilang, Nina mengungkapkan butuh proses yang panjang.

"Lama, prosesnya lama. Itu kita butuh ketemu berkali-kali untuk ini melakukan kaya healing gitu ya," jelasnya.

Baca Juga: Asyik, Pemerintah Buatkan Subsidi dan Token Listrik Gratis untuk Oktober, Cek Apakah Anda Mendapatkannya

Sementara itu, kini Nina Pinto dapat sering mengunjungi dan berkumpul dengan keluarganya di Timor Leste.

Meski selama beberapa waktu, menemui keluarganya menjadi kesulitan tersendiri, kini itu telah menjadi hal yang normal.

Usai mendampingi Alis, ia pun menyempatkan diri untuk menemui ibunya.

Berawal dari Ditanya Ibu Kota Indonesia saat Main Judi di Tengah Jalan, Bocah Timor Leste Ini 'Diculik' Anggota TNI dan Tak Pernah Kembali Lagi ke Tanah Kelahirannya.
Berawal dari Ditanya Ibu Kota Indonesia saat Main Judi di Tengah Jalan, Bocah Timor Leste Ini 'Diculik' Anggota TNI dan Tak Pernah Kembali Lagi ke Tanah Kelahirannya.

Pertemuan rekan-rekan Alis dan Nina, 'korban penculikan' dari masa 1975-1999 lainnya pun penuh mata.

Baca Juga: Tidak Semua Bahan Makanan Harus Dicuci Sebelum Dimasak, Nyatanya 4 Bahan Makanan Ini Tidak Boleh Dicuci, Bisa Terkontaminasi Bakteri Bahkan Jadi Tak Sedap Lagi

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait