Advertorial
Intisari-Online.com - Covid hari ini masih menghantui dunia, tak terkecuali Indonesia.
Ketua Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir mengatakan, setelah disuntik vaksin Covid-19 bukan berarti masyarakat diperbolehkan mengabaikan protokol kesehatan.
Sebab, calon vaksin Covid-19 yang saat ini tengah dikembangkan memiliki limitasi waktu.
Artinya, orang yang telah disuntik vaksin, akan kebal dari virus corona hanya dalam jangka waktu enam bulan sampai dua tahun saja.
“Setelah diimunisasi atau divaksinasi bukan berarti kita sehat selama-lamanya."
"Bukan berarti tidak terkena (Covid-19) selama-lamanya, karena itu protokol daripada Covid-19 harus terus dijalankan,” ujar Erick dalam konferensi pers virtual, Kamis (3/9/2020).
Erick menambahkan, butuh kedisiplinan masyarakat untuk menghadapi pandemi Covid-19 ini.
Atas dasar itu, dia meminta masyarakat tak menganggap remeh soal protokol kesehatan.
“Memang melelahkan."
"Tapi ini menjadi bagian kehidupan baru yang kita harus pertanggungjawabkan."
"Apalagi kalau kita sayang kepada diri sendiri dan keluarga,” kata pria yang juga menjabat Menteri BUMN itu.
Diketahui, Indonesia sendiri melalui PT Bio Farma tengah mengembangkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac asal China.
Saat ini, Sinovac tengah melakukan uji klinis tahap tiga di Indonesia, Bangladesh, Arab Saudi, dan Turki.
Selain dengan Sinovac, Indonesia juga menjalin kerja sama terkait vaksin Covid-19 dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UAE), G42.
Untuk G42, melakukan uji klinis sendiri di UEA.
Indonesia telah mengirim tim ke UEA untuk memantau uji klinis tersebut.
Jika proses uji klinis itu berjalan mulus, ditargetkan di awal 2021 sudah bisa dilakukan imunisasi massal bagi masyarakat Indonesia.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erick Thohir: Setelah Divaksin Covid-19 Bukan Berarti Akan Sehat Selamanya"