Berbeda dengan Amerika Serikat dan sekutu regionalnya yang selalu mendukung kelompok ekstremis dan teroris di kawasan Asia Barat, IRGC di luar negeri dengan izin negara-negara kawasan selalu menjadi yang terdepan dalam perlawanan terhadap terorisme dan ekstremisme di kawasan tersebut.
Perlawanan IRGC terhadap kelompok Al-Nusra, ISIS dan kelompok teroris lainnya di wilayah Timur Tengah selalu dipuji oleh masyarakat dan pemerintah yang terkena dampak.
Media arus utama barat, kata Bita, juga memberikan gambaran yang keliru berkaitan dengan sistem Wilayatul Faqih di Republik Islam Iran karena Wilayatul Faqih brdasarkan konstitusi Republik Islam Iran merupakan kepemimpinan tertinggi negara oleh seorang ulama agung.
Pemimpin Agung dipilih secara tidak langsung oleh masyarakat melalui Majelis Ahli Kepemimpinan yaitu rakyat Iran memilih anggota Majelis Ahli Kepemimpinan yang memenuhi syarat dan Majelis ini memilih seorang Pemimpin Tertinggi dengan kriteria tersebut diatas.
Wilayatul Faqih merupakan konsep yang menggambarkan unsur perwakilan rasional berdasarkan pilihan rakyat yang bersandar pada seorang Faqih yang berpengetahuan luas dan kapabel dari segi politik untuk memegang pimpinan negara.
"Amerika Serikat yang gagal meraih keberhasilan apa pun dengan menjatuhkan sanksi kepada Iran selama 41 tahun silam serta mendukung dan mendanai berbagai kelompok ekstrimis dan teroris untuk melakukan teror terhadap pejabat tinggi dan masyarakat negara kami, kini dengan menyebarkan narasi HOAX berkaitan dengan sistem politik di Iran, fabrikasi pemilihan umum, masa depan kepemimpinan dan peran IRGC pada perkembangan ini mencoba untuk menerapkan kebijakan politik pecah belah dan mengadu domba (divide and rule) dengan menyebarluaskan fitnah dan pertikaian di tengah masyarakat Iran untuk mencapai kepada tujuan-tujuan jahat mereka," tegas Bita.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR