Dewan Pengawas, yang 12 anggotanya dipilih oleh Khamenei dan sisanya oleh Komisi Yudisial, lakukan wewenangnya untuk mendiskualifikasi siapapun yang tidak cocok dengan posisi ideologi konservatif yang diterapkan Khamenei.
Hanya rekan IRGC yang diperbolehkan bermain 'di lapangan' dan tidak kalah mengejutkan, ada 200 dari 290 kursi parlemen diisi IRGC.
Tak hanya itu, IRGC juga memegang posisi penting di komite pusat dan mendominasi presidium, yang bertanggung jawab mengubah agenda parlemen.
Tujuan mereka sekarang adalah memastikan sekutu yang berpikiran sama memenangkan pemilihan presiden dan menghapus sisa-sisa semangat reformis atau sentris yang berhubungan dengan Presiden Hassan Rouhani.
Kemungkinan besar Iran versi IRGC ini akan lebih sangar, ia akan berusaha menghilangkan rintangan yang menghambat program nuklir dan memveto setiap negosiasi nuklir.
Namun, jangan dianggap mereka menjadi negara yang tidak rasional seperti Korea Utara.
Bertahun-tahun Khamenei dan IRGC tunjukkan bahwa mereka tidak pernah mengalihkan pandangan dari tujuan mereka dan bekerja berhati-hati.
Tidak seperti Korut yang menendang pengawas PBB, Teheran cenderung tetap berhati-hati membangun elemen kemampuan senjata nuklir sementara hanya bekerja secara efektif dengan inspeksi IAEA (badan pengawas pengembangan nuklir).
Analisis tendesius dari aspistrategist.org.au tersebut mendapat bantahan keras dari pihak Iran.
Kedubes Iran untuk Indonesia memberikan bantahan lewat rilis resminya yang dikirim ke redaksi Intisari (15/9).
"Berita tersebut tak berdasar dan bersumber dari barat yang telah terbukti
permusuhannya dengan Republik Islam Iran karena narasi Iranophobia," kata Staf Umum dan Media Kedubes Iran, Bita Zolali dalam rilis resminya.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR