Dalam Pemilihan Presiden AS 1952, kandidat Partai Republik Dwight D. Eisenhower mengkritik keras penanganan perang oleh Presiden Harry S. Truman.
Setelah kemenangannya, Eisenhower menepati janjinya untuk "pergi ke Korea."
Perjalanannya meyakinkan dia bahwa sesuatu yang baru diperlukan untuk memecahkan kebuntuan diplomatik pada pembicaraan damai yang telah dimulai pada Juli 1951.
Eisenhower secara publik mulai mengisyaratkan bahwa Amerika Serikat mungkin menggunakan persenjataan nuklirnya untuk memecahkan kebuntuan militer di Korea.
Dia mengizinkan Pemerintah Nasionalis China di Taiwan untuk mulai melancarkan serangan udara ke China daratan.
Presiden juga menekan sekutunya, Korea Selatan, agar mengurangi beberapa tuntutannya untuk mempercepat proses perdamaian.
Entah karena khawatir akan ancaman serangan nuklir Eisenhower atau karena alasan lain, pada Juli 1953 semua pihak yang terlibat dalam konflik akhirnya bersedia menandatangani perjanjian untuk mengakhiri pertumpahan darah.
Belum ada kesepakatan
Sejak dimulainya Perang Korea hingga saat ini, belum ada hasil akhir yang dicapai. Tidak ada perdamaian di antara kedua negara tersebut, hanya gencatan senjata.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR