Namun, menurut penelitian ini disinfektasi lebih sulit dilakukan.
Sementara Rodney E. Rohde, Ketua dan Profesor Program Ilmu Laboratorium Klinik di Texas State University, menekankan pentingnya mencuci pakaian yang bisa dilakukan dengan air hangat atau bahkan panas.
Selain itu dia juga menyarankan agar kita memperhatikan deterjen yang digunakan.
"Saya menyarankan untuk mencuci pakaian dalam deterjen yang mengandung senyawa pemutih. Virus tidak bekerja dengan baik di kandungan yang keras seperti itu," kata dia.
Selain itu dia juga menyarankan agar kita memperhatikan deterjen yang digunakan.
"Saya menyarankan untuk mencuci pakaian dalam deterjen yang mengandung senyawa pemutih. Virus tidak bekerja dengan baik di kandungan yang keras seperti itu," kata dia.
Masih menurut penelitian yang dilakukan oleh ahli virus dari National Institutes of Health (NIH) AS Neeltje van Doremalen dan rekan-rekannya di Rocky Mountain Laboratories, Hamilton, Montana, berikut perbedaan lama waktu bertahan virus corona di udara dan permukaan benda lainnya.
1. Udara
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan, virus dapat bertahan di dalam tetesan hingga 3 jam setelah dikeluarkan melalui batuk atau bersin ke udara.
Tetesan ini berukuran sekitar 1 hingga 5 mikrometer atau 30 kali lebih kecil dari lebar rambut manusia.
Virus tersebut dapat menjadi airborne selama beberapa jam di udara.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR