Advertorial

Tangis Pilu Istri Dokter yang Suaminya Meninggal Terinfeksi Virus Corona hingga Tak Bisa Bertemu untuk Terakhir Kali, Sempat Memohon Jenguk Suaminya, Tapi Begini Jawaban Menyayat Hati Sang Dokter

Khaerunisa

Editor

Sebuah rekaman memilukan menunjukkan seorang istri kepala rumah sakit di Wuhan mengucapkan selamat tinggal pada suaminya yang seorang dokter
Sebuah rekaman memilukan menunjukkan seorang istri kepala rumah sakit di Wuhan mengucapkan selamat tinggal pada suaminya yang seorang dokter

Intisari-Online.com - Virus corona telah merenggut nyawa ribuan orang di seluruh dunia, terutama di China, negara tempat virus ini pertama kali muncul.

Hilangnya nyawa orang-orang yang terinfeksi virus ini juga menjadi saat-saat memilukan bagi orang yang ditinggalkan.

Seperti momen ketika seorang istri dokter harus merelakan suaminya pergi selama-lamanya tanpa bisa melihatnya untuk terakhir kali.

Baca Juga: Niatnya Kisahkan Pengabdian Perawat, Video Perawat Hamil Rawat Pasien Virus Corona Justru Tuai Banyak Kecaman dan Kemarahan Publik

Melansir Dailymail.co.uk (21/2/2020), Sebuah rekaman memilukan menunjukkan seorang istri kepala rumah sakit di Wuhan melakukan perpisahan yang menyayat hati dengan suaminya yang meninggal karena virus corona.

Cai Liping, seorang perawat, tertangkap kamera sedang meratap sambil mengejar sebuah mobil van yang membawa jasad suaminya dari sebuah rumah sakit ke sebuah krematorium kota tersebut.

Suaminya, Dr Liu Xhiming (51) dinyatakan meninggal pada Selasa pagi setelah tertular penyakit mematikan itu.

Dr Liu merupakan pemimpin rumah sakit Tiongkok pertama yang kehilangan nyawanya karena virus corona.

Baca Juga: Meski China Dilaporkan Mengalami Penurunan Tajam Kasus Virus Corona, Xi Jinping Sebut Epidemi Corona Belum Capai Puncak

Lebih memilukannya lagi, Dr Liu baru saja merayakan ulang tahunnya satu minggu sebelum kematiannya.

Bahkan, saat itu sang istri sudah tak bisa menemuinya, meski sempat memohon untuk bisa bertemu.

Dr Liu sendiri yang menolak membiarkan istrinya untuk menemunya.

Alasannya sungguh mengharukan.

Baca Juga: DPR Sudah Getol Menagih, Erick Thohir Janji Bayar Klaim Jiwasraya Bulan Maret, Menunggu Restu OJK dan Kemenkeu

Ia khawatir jika sang istri akan tertular virus corona darinya.

Keluarga, teman-teman, dan rekan-rekan D Liu kemudian berkumpul di Rumah Sakit Wuhan tempat sang dokter menghembuskan nafas terakhir setelah ia meninggal.

Sebuah video yang viral di media sosial Tiongkok menunjukkan seorang pelayat berpakaian hazmat, yang dilaporkan sebagai istri Dr Liu, terlihat menangis keras dan berlari mengejar sebuah van.

Dalam video memilukan itu juga terlihat orang lain yang mengenakan setelan pelindung di seluruh tubuhnya mencoba menenangkan istri sang dokter yang tengah dilanda kesedihan.

Baca Juga: Ketika 250 Siswa SMPN 1 Turi Hanyut Terbawa Air Sungai, Pemberi Ide Susur Sungai Justru Pergi Karena Mengaku Ada Keperluan

Diiringi tangis pilu sang istri, kendaraan yang membawa jenazah Dr Liu itu perlahan pergi meninggalkan gedung rumah sakit untuk menuju Krematorium Yusunshah, tempat jenazah akan dikremasi.

Bukan hanya istri sang dokter, para kerabat dan kolega Dr Liu pun terlihat menangis tersedu-sedu sambil mengenakan masker wajah di video lainnya.

Sang istri, Cai, yang juga kepala perawat di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Wuhan tersebut mengungkapkan jika ia tak bisa melihat suaminya hampir sebulan sebelum kematian Di Liu.

Dia mengatakan suaminya terkena virus pada 23 Januari, setelah dua hari sebelumnya, rumah sakit tempat Dr Liu bekerja ditunjuk oleh kota untuk menjadi rumah sakit khusus virus corona.

Baca Juga: Kaya Minyak, Venezuela Umumkan Kondisi Darurat Energi

Ia curiga jika para petugas rumah sakit terlalu sibuk merawat pasien virus corona sampai lupa memperhatikan diri mereka sendiri.

"Ada kemungkinan bahwa rumah sakit sangat sibuk dan dia tidak memberikan perhatian khusus [untuk melindungi dirinya sendiri]," katanya kepada berita Cina The Paper.

Sejak sang suami dibawa ke ICU pada 4 Februari lalu, Cai hanya bisa berhubungan dengan nya melalui pesan dan panggilan video.

"Kondisinya serius. Dia menderita demam tinggi terus menerus setelah dirawat di rumah skit. Dia dipindah (ke rumh sakit Tongji) pada tanggal 14 dan langsung diberikan perawatan intensif," ungkapnya.

Baca Juga: 8 Posisi Tidur Paling Umum Ini Cerminkan Kepribadian Pemiliknya, Ada yang Tunjukkan Kegelisahan, Percaya Diri, hingga Suka Mendominasi

Dr Liu meninggal sekitar pukul 11.00 hari Selasa lalu setelah upaya penyelamatan habis-habisan gagal.

Komisi Kesehatan Kota Wuhan pun menyatakan belasungkawa terdalamnya kepada anggota keluarga Dr Liu.

"Sejak epidemi dimulai, kawan Liu Zhiming mengesampingkan keselamatan pribadinya, memimpin semua pekerja medis di Rumah Sakit Wuchang untuk bertarung di garis depan anti-epidemi dan memberikan kontribusi penting dalam pekerjaan memerangi dan mengendalikan coronavirus baru.

"Pekerjaan memerangi dan mengendalikan epidemi di kota kami berada di titik kritis. Kami berharap banyak pekerja medis di kota ini dapat bersatu untuk bangkit menghadapi tantangan dan bertempur dengan gagah berani, untuk secara tegas memenangkan pertempuran pencegahan dan pengendalian epidemi," katanya.

Baca Juga: Dianggap Pekerjaan Tak Menjanjikan, Pria Ini Justru Jadi Pembantu Rumah Tangga Bergaji Fantastis Hingga Rp36 Juta, Padahal Hanya Lakukan Pekerjaan Sepele Ini

Kematian Dr Liu pun memicu kemarahan kembali setelah sebelumnya petugas medis lain bernama Dr Li Wenliang meninggal karena virus itu.

Dokter di Wuhan menghadapi kekurangan masker dan pelindung tubuh, bahkan ada yang memakai jaz hasmat darurat.

Mereka terus bekerja meski menunjukkan gejala pernapasan.

"Apakah semua orang lupa apa yang terjadi pada Li Wenliang? Mereka dengan paksa mencoba resusitasi setelah dia meninggal," tulis seornag warganet.

Sebuah tagar tentang kematian Dr Liu pun hadir mewarnai peristiwa memilukan tersebut.

Baca Juga: Perselingkuhan Makin Marak, Dua Negara Ini Legalkan Istri Bunuh Suami yang Selingkuh Juga Sebaliknya

Artikel Terkait