Sejak 2006 hingga 2011, skuadronnya telah menjalankan 1.626 misi pengeboman, di antaranya menghantam sasaran anak-anak dan perempuan.
Kepada media Inggris The Sun, Brandon menyebut seingat dirinya ia telah 13 kali melakukan misi pembunuhan.
Peristiwa paling traumatik terjadi ketika timnya melakukan misi pengeboman target di sebuah jalan Afghanistan.
Ada tiga sasaran laki-laki terlihat lewat kamera pengintai drone Predator.
Temannya spontan berteriak. “Guyur,” kata Brandon.
"Bryant meledakkan (buah) cherry,” kata Brandon menyebut reaksi teman satunya lagi.
Tapi di benaknya, yang muncul adalah horror.
Ia melihat darah tertumpah dari tubuh korbannya, sebelum jasad itu terlihat membeku dilihat dari kamera thermal di dronenya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR