Advertorial
Intisari-Online.com – Pernah menonton film Black Hawk Down yang rilis tahun 2001?
Tidak banyak yang tahu, ternyata militer Malaysia memainkan peran yang cukup signifikan dalam kisah nyata yang mengilhami film tersebut.
Film ini mengisahkan peristiwa penggerebekan di Mogadishu, Somalia, oleh Militer Amerika Serikat pada 3 Oktober 1993 selama Perang Sipil terjadi di negara itu.
Tujuan dari serangan itu adalah untuk menculik panglima perang Somalia Mohamed Farrah Aidid, dan pertempuran yang terjadi dikenal sebagai Pertempuran Mogadishu (3 - 4 Oktober).
BACA JUGA:Hati-hati, Ini 10 Kebiasaan Sehari-hari yang Menjadi Penyebab Nyeri Punggung
Namun, militan Somalia berhasil menembak jatuh dua helikopter UH-60 Black Hawk Militer AS, meninggalkan 70 tentara As terdampar di tanah.
Apa yang dimaksud dengan operasi penculikan cepat dengan cepat berubah menjadi misi penyelamatan.
Sementara itu, tentara Malaysia ternyata andil menjadi penyelamat yang tidak digambarkan dalam film Black Hawk Down.
1. Lebih dari 100 tentara Malaysia dikirim ke Somalia oleh PBB
Selama Pertempuran Mogadishu, Operasi PBB di Somalia II (UNOSOM II) mengirim lebih dari 100 tentara dari batalion ke-19 Resimen Kerajaan Melayu Angkatan Darat Malaysia.
Mereka adalah bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB yang membantu menyelamatkan.
Menurut Astro Awani , wakil komandan batalion itu, Mayor Jenderal (R) Datuk Md Rozi Baharom memimpin pasukannya ke Mogadishu untuk membantu Militer AS dengan misi untuk mengekstraksi panglima perang Farrah Aidid.
2. Tentara Malaysia adalah bagian dari konvoi bantuan besar
Setelah helikopter Black Hawk pertama ditembak jatuh, sebuah konvoi bantuan dikirim ke lokasi kecelakaan, dibarengi oleh pasukan PBB dan Pakistan.
Konvoi itu terdiri atas lebih dari 100 kendaraan PBB, menciptakan kolom sepanjang dua mil yang didukung oleh helikopter serang Black Hawk dan Cobra ketika mereka bertempur di Pasar Bakaara, Mogadishu untuk menyelamatkan 70 tentara yang terperangkap.
“Tidak ada yang terlintas dalam pikiran saya saat itu. Semuanya, saya serahlam pada takdir. Misi ini bukan hanya sulit, tetapi sangat berbahaya."
"Ketika kami menerima perintah malam itu, Anda bisa mendengar bom meledak tanpa henti, ”kata Sersan Tukirin Bukari kepada Berita Harian, mengingat waktunya di Somalia.
3. Tentara Malaysia meninggal secara tragis dalam misi itu
Kopral Aznan Awang (24) adalah adalah satu-satunya orang Malaysia yang tewas pada misi itu.
Dia dilaporkan mengendarai kendaraan lapis baja ketika tiba-tiba tertabrakgranat yang digerakkan oleh roket (RPG).
Kopral Mat Aznan secara anumerta dianugerahi medali Seri Pahlawan Gagah Perkasa atas jasanya.
4. Tentara AS berhasil diselamatkan
Sersan Tukirin bercerita kepada Berita Harian, begitu ia dan timnya sampai di Pasar Bakaara, mereka hancur mendengar kabar kematian Kopral Mat Aznan pada 4 Okotober malam.
Namun, mereka harus melanjutkan misi merencanakan serangan terhadap militan Somalia dalam upaya untuk membuat pasukan Amerika aman.
“Ketika akhirnya kami menemukan tentara Amerika, banyak dari mereka mengalami luka serius. Beberapa dari mereka bahkan kehilangan kaki mereka, sementara yang lain mengalami pendarahan hebat," ujar Sersan Tukirin.
"Kami dengan cepat membawa tentara Amerika dan Malaysia yang terluka ke dalam kendaraan kami, sementara tentara yang tidak terluka lainnya berlari di belakang kami untuk keluar dari zona perang," tambahnya.
Mereka akhirnya berhasil keluar dari Mogadishu jam 6 pagi hari itu.
BACA JUGA:Inilah yang Akan Terjadi Pada Negara-negara Asia Jika Jepang Memiliki Senjata Nuklir