Advertorial

Inilah yang Akan Terjadi Pada Negara-negara Asia Jika Jepang Memiliki Senjata Nuklir

Afif Khoirul M
Moh. Habib Asyhad
Afif Khoirul M
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-online.com - Sebagai negara yang pernah mengalami korban serangan nuklir, Jepang membawa beban berat dalam upaya anti-nuklir di seluruh dunia.

Selama perang dingin, Amerika Serikat mendukung proliferasi nuklir sebagai sarana menghalangi invasi Soviet ke Eropa.

Namun, strategi ini tidak serta merta dilakukan Amerika di Asia, seperti yang dilakukannya di Eropa.

Jepang mungkin menjadi satu-satunya negara Asia yang mampu menyaingi Inggris atau Prancis dalam kekuatan ekonomi dan kecanggihan teknologi.

Baca Juga :Faldy Albar Diduga Meninggal karena Liver, Ini 6 Tanda Liver Anda Dipenuhi Racun

Namun, Amerika tidak memberikan dukungan itu pada Jepang, lebih-lebih, Amerika justru bisa saja membatalkan ambisi nuklir Jepang kapanpun itu.

Keputusan ini tampaknya adalah pertimbangan yang baik bagi Amerika, dalam menekan negara-negara Asia supaya tetap di bawah kendalinya.

Pasalnya, andai Jepang memiliki kekuatan nuklir, kekutan militer Asia Timur mungkin bisa menjadi ancaman dan Jepang menjadi salah satu negara yang menakutkan.

Terlebih, ada implikasi besar bagi penyebaran senjata nuklir di seluruh dunia.

Baca Juga :Tukang Sampah Ini Ternyata Miliarder yang Jadikan Aktivitas 'Tak Lazimnya' Itu Sebagai Olahraga

Jika melihat sejarah, Jepang secara singkat mengejar senjata atom selama Perang Dunia II, meskipun upayanya tidak mendekati negara-negara kuat seperti Jerman bahkan Amerika.

Penyerangan Pearl Harbour, merupakan bukti nyata dari keberanian Jepang dan ada gagasan mungkin Jepang bisa melakukan hal yang lebih mengerikan.

Sementara Amerika terus mendukung upaya nuklir Prancis dan memberikan toleransi Prancis, namun mengapa Jepang tidak memperolehnya?

Baca Juga :Laku Rp400 Juta dan Jadi Sorotan Media Asing, Ini Cerita Kaus Jonatan Christie

Sebab, Jepang berbeda, Inggris dan Prancis adalah bagian dari koalisi kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia II, sementara Jepang adalah negara agresor yang kalah.

Sebagai satu-satunya korban serangan nuklir, politik domestik Jepang membuat putaran nuklir menjadi sulit.

Sebagai gantinya, Jepang mungkin hanya mengembangkan atau membeli dari Amerika Serikat rudal balistik jarak menengah, yang mampu menyerang daratan Asia tetapi bukan Amerika.

Dampak langsung yang bisa saja terjadi adalah senjata nuklir Jepang akan membuat kepanikan Beijing.

Baca Juga :Dari Tangan yang Harus Diamputasi Hingga Kematian, Inilah Insiden-Insiden Tragis Akibat Makan Sea Food!

Namun, selama ini jepang masih bergantung pada Amerika Serikat, untuk penangkal nuklirnya.

Jika Jepang memiliki nuklirnya sendiri, sulit bagi AS untuk menahan ambisi nuklir Taiwan, dan tidak ketinggalan India akan mengejar program nuklirnya sendiri.

Lebih luas, nuklir Jepang tidak bisa memerankan kunci yang dimainkan di Tokyo dalam pengembangan nonproliferasi global.

Sebagai satu-satunya korban sejarah nuklir, diplomasi dan uang Jepang membawa beban dalam upaya antinuklir di seluruh dunia.

Baca Juga :Penyakit Liver Seperti yang Diderita Faldy Albar Dapat Dideteksi Lewat Tangan, Ini Caranya

Namun, sebaliknya dalam padangan panjang, keputusan AS untuk membatasi Ambisi nuklir Jepang berjalan dengan baik.

China bergerak dengan baik lebih jauh dari Rusia, sedangkan Jepang tetap bergantung pada Amerika serikat.

Sedangkan kedua rezim nonproliferasi regional dan global, Cina-Rusia telah membuat pencapaian yang sangat penting.

Jika saja Amerika Serikat salah melihat hubungan dari kedua negara tersebut, realitas yang berbeda mungkin terjadi.

Bukan hanya Jepang, tetapi banyak negara dari seluruh dunia, yang kemungkinan akan memiliki senjata nuklir.

Artikel Terkait