Advertorial
Intisari-online.com - Seorang nelayan mendadak membuat militer Amerika panik setelah temukan sebuah kotak misterius.
Menurut laporan Daily Star pada Jumat (10/1/2019), nelayan bernama Darko Kunac ini tak menyangka akan temukan benda misterius itu.
Awalnya dia hanya pergi ke laut seperti biasa untuk mencari ikan di dekat Kepulauan Elaphiti di Kroasia.
Dia melemparkan jaringnya ke laut, namun bukannya ikan yang didapatkan justru benda berupa kotak berwarna oranye itu tersangkut di jaringnya.
Baca Juga: 1 Keluarga Tewas Terbakar Karena Tabung Gas Bocor, Begini Cara Menangani Tabung Gas Bocor
Darko tidak paham benda dengan benda yang ditemukannya ini.
Kemudian dia membawanya pulang setelah itu mempostingnya di media sosial Facebook untuk mencari informasi tentang benda itu.
Namun, setelah dia mempostingnya di Facebook, justru situasinya cukup rumit.
Konon temuan itu membuat kepanikan militer Amerika.
Hingga akhirnya, dia dihubungi langsung oleh seorang perwira angkatan laut senior Amerika Serikat untuk menanyakan benda itu.
Tak hanya itu saja Darko Kunac juga diawasi melalui pemancar radio oleh kapal riset rahasia AS.
Untuk mengembalikan benda itu ke AS akhirnya terjadilah transaksi antara Darko Kunac dengan militer AS.
Militer AS menebus temuan itu dengan uang 3.000 dollar AS (Rp41 juta), sebagai ganti rugi kerusakan jala milik Kunac.
Meski akhirnya berhasil diambil kembali oleh Amerika, konon kotak itu tidak mengandung informasi apapun.
Kecuali label pengiriman DHL yang tertera dalam kotak itu.
Kemudian, sebuah nomor pelacakan mengungkapkan bahwa benda itu telah unggah dari Stennis Nasa Space Center di Mississippi.
Itu dikirim melalui Zagreb pada 20 November 2019 tahun lalu.
Menurut keterangan kotak itu disebuat sebagai kotak rahasia milik Nasa.
Kunac mengatakan, "Kami membongkar perangkat neraka, saya menyerahkannya beberapa saat yang lalu.Mereka membayar saya kerusakan, semuanya baik-baik saja dalam penyerahan.
"Orang-orang Amerika itu mengira saya adalah bajak laut Somalia, atau siapa yang tahu," sambungnya.
"Tetapi setelah saya mengatakan pada mereka bahwa saya tidak tertarik dengan benda itu akhirnya saya mengembalikannya," katanya.
"Tapi saya juga mengancam mereka akan melemparkannya kembali alat itu ke laut," imbuhnya.
Seorang mantan karyawan Angkatan Laut Kroasia mengatakan kepada Morski.hr, "Ini adalah sistem penentuan posisi dan navigasi bawah air akustik HIPAP, yang daya tahan baterainya 16-102 hari, tergantung pada mode transponder."
Seorang juru bicara Pemerintah Kroasia mengatakan, "Kementerian Laut, Transportasi dan Infrastruktur telah mengeluarkan persetujuan untuk pengujian peralatan dan perangkat penelitian kelautan oleh kapal penelitian Bruce C. Heezen dari Angkatan Laut Amerika Serikat.