Di lokasi para prajurit TPN yang siap tempur itu rombongan Kapten Pandu ternyata belum melihat tanda-tanda keberadaan Rumbiak .
Sejumlah prajurit Rumbiak yang tampaknya ‘perwira’-nya mengatakan bahwa Panglima Rumbiak sedang bersembunyi dari kejaran Brimob di tempat yang hanya mereka yang tahu.
Mendengar keterangan itu Kapten Pandu menjadi semakin tegang. Ia seperti masuk jebakan karena jauh dari heli yang seharusnya selalu berada dalam jangkaunnya.
Meskipun para anggota Kopassus dalam rombongan itu meyakinkan bahwa wilayah setempat sudah mereka kuasai betul, Kapten Pandu tetap khawatir.
Tapi di tengah ketegangan itu Kapten Pandu masih terhibur karena semua kejadian yang sedang berlangsung justru diliput oleh kamerawan TV dengan tenangnya.
Akhirnya posisi persembunyian Rumbiak yang berupa sebuah gubug berhasil ditemukan sekitar 1 kilometer dari markas TPN .
Setelah bernegosiasi, Rumbiak berhasil dibawa ke heli yang langsung start engine dan mengudara pada ketinggian 1.000 kaki menuju Jayapura.
Sekitar tiga bulan kemudian saat Kapten Pandu kembali ditugaskan ke Papua, ternyata terdengar berita mengenaskan.
Empat anggota Kopassus yang sempat bersama-sama saat menjemput Rumbiak gugur setelah diserang TPN menggunakan tombak dan panah beracun di daerah Betaf itu.
Sebuah berita duka yang telah menjawab kekhawatiran Kapten Pandu.
Pasalnya saat itu nalurinya sebagai pilot heli sudah mengatakan bahwa sangat beresiko jika pilot sampai meninggalkan pesawatnya dalam kondisi mati mesin.
Apalagi jika pilotnya sampai gugur, misi penjemputan Panglima Rumbiak bisa gagal total dan heli Twin Pac bisa saja disandera oleh TPN.
(Baca juga: Demi bertahan Hidup, Bus Malam Lebih Mewah Dari Pesawat, Kemewahan Kabinnya Bikin Takjub!)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR