Rumbiak ternyata tidak ada di tempat. Begitu juga senjata rampasannya yang direncanakan juga akan diangkut ke Jayapura, ternyata tidak ada.
(Baca juga: Terkenal Sebagai Pasukan Khusus Kelas Dunia, Navy SEAL Ternyata Babak Belur Oleh Viet Cong)
Melihat kondisi itu,Kapten Inf Djoni meminta pesawat untuk cut engine dengan alasan Rumbiak baru saja melarikan diri beserta barang rampasannya.
Kapten Pandu yang berpikir mission-oriented terpaksa mengikuti permintaan Danramil. Meskipun diliputi ketegangan karena pesawat dan awaknya tengah berada di daerah yang dikuasai oleh TPN.
Perkembangan yang kemudian terjadi , Rumbiak ternyata minta dijemput di tengah hutan (markas TPN) oleh Kopassus dengan syarat menyertakan pilot helikopter .
Kapten Pandu sangat terkejut oleh permintaan Rumbiak yang ‘cukup cerdas’ itu karena berusaha memisahkan antara pilot dan heli.
Kondisi itu jelas berbahaya sekali karena seorang pilot yang jauh dari pesawatnya sama saja telah dilumpuhkan alutsistanya.
Kapten Pandu sempat ragu. Namun, sekali lagi Danramil berhasil meyakinkannya dengan mengatakan bahwa daerah itu adalah kekuasaannya dan ia hafal betul situasi di sana.
Kapten Pandu akhirnya menurut. Markas Rumbiak ternyata berjarak sekitar 2 km dari pesawat dan mereka (rombongan Kopassus, pilot heli ditambah 2 kru televisi ) terus berjalan dan disambut oleh barisan anggota TPN.
Mereka (TPN) bertelanjang dada atapi bersenjata lengkap seperti tombak, panah, kapak dan lainnya.
Kapten Pandu jantungnya berdesir karena posisi para rekannya kini seperti terkepung oleh TPN dan dalam kondisi mudah sekali diserang.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR