Advertorial

Kisah Tim Halilintar Kopassus, Terjun ke Medan Tempur Bersenjatakan Sebilah Pisau

Nieko Octavi Septiana
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang dikenal dengan baret merahnya diisi oleh sumber daya manusia yang mumpuni.
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang dikenal dengan baret merahnya diisi oleh sumber daya manusia yang mumpuni.

Intisari-Online.com -Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang dikenal dengan baret merahnya diisi oleh sumber daya manusia yang mumpuni.

Pantas saja, karena merekalah yang bahal diterjunkan untuk hampir setiap medan tempuryang ada di Tanah Air.

Sebut saja pemberontakan semisal PGRS/Paraku yang terjadi di Kalimantan bertahun-tahun silam.

Mengutip Operasi Sandi Yudha karangan AM Hendropriyono via Intisari yang mengkisahkan pada 1968-1974 gerakan pemberontak Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) sedang marak-maraknya di Kalimantan.

Baca Juga: Catat, Kini ASN Tak Boleh Kritik Pemerintah, Ini Sanksinya Bagi yang Melanggar

Kegiatan mereka dinilai mengganggu Indonesia walau aksi kedua gerakan tersebut lebih condong merongrong kepada pemerintah Malaysia.

Maka dari itu dibentuklah Satgas gabungan Indonesia-Malaysia dalam memadamkan gerakan PGRS/Paraku.

TNI kemudian menerjunkan Tim Halilintar yang anggotanya adalah 11 personil Kopassandha (Kopassus) pimpinan Kapten Hendropriyono.

Tugas mereka menangkap petinggi PGRS/Paraku dengan jabatan Sekretaris Wilayah III Mempawah bernama Siauw Ah San.

Baca Juga: Dulce Base, Markas Bawah Tanah yang Disebut Pernah Jadi Lokasi Pertempuran Manusia dengan Alien Setinggi 2 Meter Berwarna Abu-abu

Namun dalam operasi ini ke-11 personil bersenjatakan sebilah pisau komando dan hanya Hendropriyono yang bawa pistol untuk jaga-jaga saja.

Hal ini bertujuan agar tim bisa melakukan teknik bunuh senyap (silent kill) kepada musuh supaya keberhasilan operasi lebih terjamin.

Pada 3 Desember 1973 pukul 4 sore operasi segera dilaksanakan.

Tim Halilintar mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekira 4,5 Km, melewati hutan rimba Kalimantan yang lebat.

Baca Juga: Minum Nitrogen Cair, Seorang Wanita Harus Rela Kehilangan Organ Dalam di Perutnya

Diprediksi tim akan sampai ke sasaran pukul 10 malam dan melakukan serbuan secara kilat, senyap, tepat ke gubuk markas tempat Ah San pukul 4 pagi.

Belum juga sampai ke sasaran, jantung Tim Halilintar sudah berdegup kencang karena secara tak sadar mereka merayap melintasi sarang ular kobra.

Tim baru menyadari hal ini saat sudah berada tepat di atas sarang ular.

Untung dalam pelatihan Pasukan Khusus di Batujajar, personil Kopassus sudah terbiasa taklukan ular kobra sehingga mereka tak dipatuk.

Baca Juga: Jangan Latah Ikut-ikutan Mencukur Rambut Kemaluan Sebelum Paham Akan Hal Ini, Atau Anda Akan Menyesalinya

Dalam perjalanan, tim juga berhasil melumpuhkan beberapa penjaga Ah San secara senyap.

Sempat mendapat kabar bahwa sasaran tak berada di lokasi, tim sempat hilang semangat.

Namun pukul 2 pagi tim mendapat kabar intelijen jika Ah San berada di tempatnya.

Gembira mendengar kabar ini, tim Halilintar segera melesat menuju sasaran dan mendapati pondok kayu tempat Ah San berada.

Namun seketika ada anjing penjaga pondok mengonggong dan berlari ke arah tim Halilintar.

Baca Juga: Disebut Sebagai Sarapan yang Disarankan, Tapi Banyak yang Lakukan Kesalahan dalam Memasak Makanan Ini

Tak mau sasaranya kabur, Hendro langsung meneriakkan komando ke anak buahnya "serbuuu!!!"

Mendapati hal ini sebelas personil Kopassus merangsek secepat mungkin ke dalam pondok dan menghajar siapapun yang bakal menghalangi menangkap Ah San.

"Abdullah alias Pelda Kongsenlani mendahului saya lima detik untuk tiba di sasaran. Dia mendobrak pintu dengan tendangan mae-geri dan langsung masuk. Saya mendobrak jendela dan meloncat masuk," tutur Hendro.

Ah San yang tak mau menyerah begitu saja terlibat duel satu lawan satu melawan Hendropriyono.

"Dengan sigap, saya lemparkan pisau komando ke tubuh Ah San. Tapi tidak menancap telak, hanya mengena ringan di dada kanannya," kata Hendro menggambarkan peristiwa menegangkan itu.

Baca Juga: Pendaftaran CPNS 2019 Siap Dibuka, Ikut Latihan Soal di Aplikasi Ini

Bahkan Ah San yang bersenjatakan bayonet berhasil melukai lengan dan jari Hendro hingga hampir putus.

Ingat akan pistol yang dibawanya, Hendro berusaha meraih senjata api itu yang melorot di dalam celananya.

Akhirnya, Hendro berhasil meraihnya. Perwira baret merah ini menembak dua kali. Tapi hanya sekali peluru yang meletus, satunya lagi macet.

Peluru itu mengenai perut Ah San. Membuatnya limbung, Hendro yang juga kehabisan tenaga membantingnya dengan teknik o-goshi.

Baca Juga: Bayi Laki-laki Ini Dilahirkan dalam Keadaan Masih Terbungkus Kantung Ketuban, Diangkat dengan 'Damai' dari Perut Ibunya

Kemudian Hendro menjatuhkan tubuhnya keras-keras di atas tubuh Ah San.

Duel maut itu selesai.

Ah San tewas, tetapi Hendro pun terluka parah.

Beruntung, anak buahnya segera datang menyelamatkan Hendro.

Misi dianggap sukses walau tak berhasil menangkap Ah San hidup-hidup.(Seto Ajinugroho)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judulDibekali Teknik Bunuh Senyap, Kisah Tim Halilintar Korps Baret Merah Bungkam Para Pemberontak dengan Hanya Bersenjatakan Pisau

Artikel Terkait