Advertorial
Intisari-Online.com -Tepat hari ini, 5 Oktober 2019, Tentara Nasional Indonesia (TNI) berusia 74 tahun.
KekuatanTNI ini tak bisa dianggap remeh, tahun 2019, militer Indonesia menempati posisi ke-16 dari 137 negara.
Menurut Global Fire Power (GFP), militer Indonesia menempati posisi tersebut dengan indeks 0,2804 dengan 0,000 adalah indeks sempurna.
Peringkat yang diraih militer Indonesia ini satu tingkar di atas militer Israel dan juga Korea Utara.
Baca Juga: Viral Harga Rokok hingga Rp 50 Ribu Per Bungkus, Benarkah? Simak Tanggapan Berbagai Pihak Berikut
Perkiraan total personel militer Indonesia sebanyak 800.000 dengan 400.000 personel aktif dan 400.000 personel cadangan.
GFP menuliskan dalam situsnya kekuatan militer Indonesia terbagi menjadi kekuatan darat, udara, dan perairan.
Di Indonesia sendiri, secara berurutan kita menyebutnya dengan angkatan darat (TNI AD), angkatan udara (TNI AU), dan angkatan laut (TNI AL).
Angkatan darat Indonesia memiliki 315 tank perang, 1.300 kendaraan lapis baja berawak, 141 artileri otomatis, artileri manual sebanyak 356, serta 36 proyektor misil.
Angkatan udara Indonesia memiliki 62 transportasi udara, 104 helikopter 192 dengan 8 merupakan helikopter serangan, disebutkan pula total kekuatan pesawat TNI AU 451.
Kemudian angkatan laut Indonesia memiliki 8 fregat, 24 corvet, 5 kapal selam, 139 kapal patroli, serta 11 pangkalan perang.
TNI memiliki tugas menegakkan kedaulatan negara dan mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia, dan juga berperan di bidang pertahanan.
Indonesia juga memiliki badan kemiliteran khusus yang disebut dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Baca Juga: Mau Perut Rata? Coba Hindari 5 Makanan dan Minuman Ini, Buktikan Hasilnya!
Seperti namanya, pasukan khusus yang dikenal dengan ciri baret merahnya ini memiliki keterampilan khusus di berbagai bidang termasuk fisik dan taktik.
Melansir kopassus.mil.id, Kopassus mencetak berbagai prestasi baik dalam negeri maupun internasional.
Penumpasan pemberontak DI/TII, PRRI, Permesta, hingga pembebasan sandera di pesawat Woyla Don Muang Bangkok, semuanya berhasil dilakukan Kopassus.
Kopassus juga memecahkan rekor Asia dalam kerjasama di udara antar-canopi (CRW).
Baca Juga: Ini Dia 10 Khasiat Labu Siam yang Mungkin Anda Belum Tahu, dari Bantu Cegah Jerawat Hingga Kanker
Wajar jika Kopassus bisa menjadi pasukan yang andal, melihat proses seleksi dan pelatihannyayang ketat bukan main.
Mengutip Surya.co.id, seperti diungkap dalam buku 'Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan' yang dikisahkan oleh mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, ada berbagai latihan ekstrem yang harus dilalui calon prajurit Kopassus.
Salah satunya adalah latihan Tahap Rawa Laut yang merupakan latihan tahap ketiga di mana calon prajurit berinfiltrasi melalui rawa laut.
Para prajurit harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.
Baca Juga: Slip Gaji Bupati Banjarnegara Bocor dengan Nominal Rp6,1 Juta, Anaknya Kaget dan Ungkapkan Hal Ini
Kemudian latihan di Nusakambangan yang menjadi tahap akhir atau biasa disebut hell week atau minggu neraka.
Sebab latihan ini menjadi yang paling berat di mana materi latihan berupa pelolosan dan kamp tawanan.
Selama pelolosan calon prajurit Kopassus harus mengindari segala macam rintangan alam maupun musuh yang mengejar.
Jika dalam pelolosan ada yang tertangkap maka berarti itu merupakan 'neraka' karena mereka akan diinterogasi seperti dalam perang.
Para pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit untuk mendapatkan informasi.
Tujuannya, jika dalam kondisi seperti itu, para prajurit Kopassus mampu mengatasi penderitaan dan tidak boleh membocorkan informasi yang dimilikinya.