Advertorial

Jangan Latah Ikut-ikutan Mencukur Rambut Kemaluan Sebelum Paham Akan Hal Ini, Atau Anda Akan Menyesalinya

K. Tatik Wardayati
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Ada cara dan hal-hal yang perlu diingat agar tidak menimbulkan masalah seperti iritasi atau mengganggu kelembaban alami area kemaluan.
Ada cara dan hal-hal yang perlu diingat agar tidak menimbulkan masalah seperti iritasi atau mengganggu kelembaban alami area kemaluan.

Intisari-Online.com – Saat seseorang beranjak dewasa dan memasuki fase pubertas, ada bulu-bulu halus yang tumbuh di beberapa bagian tubuh, terutama ketiak dan kemaluan.

Anda tentunya masih ingat hal tersebut, bukan?

Pada mulanya, mungkin Anda merasa risi juga, apalagi bila pertumbuhan rambut-rambut itu terlalu berlebihan.

Yang Anda pikirkan tentunya ingin mencukurnya. Tapi, perlu diingat, bahwa mencukur rambut, terutama rambut kemaluan, tidak asal mencukur saja loh.

Baca Juga: Wanita Harus Perhatikan, Ini Waktu Terbaik untuk Mencukur Rambut Kemaluan

Ada cara dan hal-hal yang perlu diingat agar tidak menimbulkan masalah seperti iritasi atau mengganggu kelembaban alami area kemaluan.

Pertanyaan yang kerap menggelitik namun jarang menjadi topik pembicaraan adalah apakah mencukur rambut kemaluan perlu dilakukan atau tidak?

Nyatanya, rambut kemaluan sebenarnya memiliki banyak manfaat.

Salah satu manfaat yang paling utama adalah mengurangi gesekan saat berhubungan seksual.

Baca Juga: Ilmuwan Mengungkapkan Inilah yang Terjadi pada Organ Intim Anda Jika Mencukur Rambut Kemaluan

Tak hanya itu, rambut kemaluan juga mencegah penularan bakteri pemicu infeksi menular seksual.

Beberapa manfaat rambut kemaluan lainnya adalah:

  • Gesekan antar rambut kemaluan bisa berfungsi sebagai dry lubricant karena lebih mudah ketimbang gesekan antar kulit
  • Menjaga kehangatan area kemaluan
  • Mencegah kotoran atau mikroorganisme masuk ke area kemaluan
  • Folikel rambut kemaluan memproduksi sebum, minyak pencegah penyebaran bakteri
Baca Juga: Wahai Para Wanita, Jangan Cukur Rambut Kemaluan Anda, Karena Risikonya Tak Seindah yang Kita Lihat

Tak hanya manfaat dari sisi kesehatan saja, tumbuhnya rambut kemaluan juga menjadi sinyal kematangan seseorang secara seksual.

Ada teori yang menyebut bahwa rambut kemaluan mengeluarkan aroma pheromones, sekresi kimiawi yang berpengaruh pada mood dan perilaku.

Pheromones dihasilkan kelenjar apocrine keringat yang banyak terletak di area kemaluan.

Itulah mengapa mencukur rambut kemaluan adalah sepenuhnya keputusan setiap orang.

Mereka yang berhak menentukan apakah ingin mencukur rambut kemaluan atau tidak.

Mencukur rambut kemaluan bagi pria dan wanita

Konsep yang lebih umum berkembang adalah mencukur rambut kemaluan identik dengan wanita.

Rasanya lebih jarang ada pria yang datang ke salon untuk mencukur rambut kemaluan.

Sebenarnya baik pria dan wanita sama-sama punya pilihan untuk mencukur rambut kemaluan mereka.

Baca Juga: Benarkah Ada Hubungan Antara Rambut Kemaluan dengan Tingkat Libido Seseorang?

Hanya saja, pria lebih sering mencukur rambut kemaluan sendiri di rumah. Sementara wanita kerap mempercayakan pada terapis khusus di salon.

Menariknya, tren mencukur rambut kemaluan bagi wanita ini sempat naik daun pada tahun 2000.

Kala itu, salah satu episode serial Sex and the City berjudul “Brazilian” memotret dengan jeli tren mencukur rambut kemaluan dengan cara brazilian waxing.

Bijak mencukur rambut kemaluan

Ketika sudah matang memutuskan untuk mencukur rambut kemaluan secara berkala, tentu ada pertimbangan tersendiri yang mendasarinya.

Misalnya, rambut kemaluan dirasa kurang nyaman dan mengganggu. Atau berdasar atas kesepakatan dengan pasangan.

Satu hal yang pasti, anggapan bahwa rambut kemaluan tidak higienis salah total.

Meskipun kerap menjadi tempat berkumpulnya keringat, bakteri, hingga minyak, namun rambut kemaluan tetap higienis selama selalu dibersihkan dengan air saat mandi.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diketahui tentang Merawat Rambut Kemaluan Wanita

Tak perlu memberikan sabun khusus untuk membasuh rambut kemaluan. Mencuci dengan air saja sudah cukup.

Dikhawatirkan jika menggunakan sabun khusus, PH alami area kemaluan bisa terganggu.

Selain itu, pertimbangkan juga beberapa risiko jika mencukur rambut kemaluan tidak dilakukan dengan tepat:

1. Luka

Banyak cerita terjadinya luka atau cedera saat mencukur rambut kemaluan. Keluhan terbesar adalah mengalami luka gores karena terkena alat cukur, disusul dengan keluhan rasa terbakar hingga ruam.

2. Infeksi

Jangan kaget bahwa mencukur rambut kemaluan juga dapat menyebabkan infeksi.

Seperti yang disebutkan di atas, rambut kemaluan melindungi tubuh dari bakteri atau mikroorganisme jahat yang mungkin masuk.

Baca Juga: Duh! 30 Tahun Menolak Mencukur Kumisnya, Begini Panjang Kumis Pria Ini

Apabila rambut kemaluan dicukur habis, bisa saja bakteri atau kuman justru masuk lebih mudah ke area kemaluan.

Terlebih, jika seseorang tidak melakukan hubungan seksual dengan aman.

3. Iritasi

Selain luka, iritasi setelah mencukur rambut kemaluan juga kerap terjadi. Jika parah, bisa muncul kondisi infeksi kulit seperti selulitis dan folikulitis.

Baca Juga: Jika Organ Kewanitaan Sering Gatal atau Iritasi, Lakukan 3 Cara Alami Ini untuk Mengatasinya Segera

Ini erat kaitannya dengan peradangan pada folikel rambut kemaluan.

4. Kutil

Pada beberapa kasus yang lebih jarang terjadi, mencukur rambut kemaluan dapat menyebabkan tumbuhnya kutil.

Hal ini bisa terjadi karena dipicu iritasi kulit dan infeksi. Biasanya, gejala awalnya adalah benjolan berwarna merah di permukaan kulit.

Baca Juga: Alami Infeksi Kaki hingga Diamputasi, Calon Hafiz Ini Meninggal Karena Siksaan Petugas Asrama, Ada Pesan Mengharukan

Cara aman mencukur rambut kemaluan

Untuk mengantisipasi risiko di atas, Anda perlu tahu cara aman mencukur rambut kemaluan, di antaranya:

Jaga kebersihan

Pastikan Anda atau terapis yang membantu mencukur rambut kemaluan telah mencuci tangan di air mengalir dengan bersih.

Lokasi tempat mencukur rambut kemaluan juga harus benar-benar higienis dan alasnya diganti dengan yang baru.

Cara ini mencegah penularan bakteri dari orang lain.

Metode yang aman

Ada banyak metode mencukur rambut kemaluan mulai dari menggunakan alat cukur, waxing, laser, dan banyak lagi.

Pastikan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan setiap metode tersebut.

Sebagai contoh jika memilih metode waxing, pastikan bahwa lilin yang digunakan untuk waxing tidak diambil dengan spatula yang sama (double dip).

Akan jauh lebih higienis mengganti spatula setiap kali akan mengoleskannya ke rambut kemaluan agar bakteri tidak berpindah ke lilin tersebut.

Beri pelembap

Seusai mencukur rambut kemaluan, beri pelembap atau moisturizer untuk meredakan kulit yang mengalami iritasi.

Anda bisa menggunakan minyak alami atau lotion yang aman untuk area rambut kemaluan.

Perawatan

Dalam beberapa hari usai mencukur rambut kemaluan, biasanya disarankan tidak mengenakan pakaian dalam atau celana terlalu ketat, tidak mandi dengan air panas, dan menghindari olahraga yang menyebabkan keringat berlebih.

Baca Juga: Benarkah Perempuan Milenial Memilih Tak Mencukur Bulu Ketiaknya sebagai Simbol Perlawanan terhadap Konsep Kecantikan?

Sekali lagi, apakah Anda memutuskan untuk mencukur rambut kemaluan atau tidak adalah keputusan pribadi.

Tren seputar hal ini pun terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal yang harus menjadi prioritas teratas adalah merasa senang dan nyaman dengan diri sendiri.

Entah itu dengan atau tanpa rambut kemaluan. Tren yang sedang berkembang sebaiknya tidak membuat latah ikut-ikutan.

Riset dan cari tahu dampaknya sebelum mengambil keputusan seputar mencukur rambut kemaluan. (Wisnubrata)

Baca Juga: Mengenal Mark Bustos, Penata Rambut yang Menghabiskan Hari Minggu untuk Mencukur Rambut Gelandangan Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mencukur Rambut Kemaluan, Latah karena Tren atau Memang Perlu?"

Artikel Terkait