Intisari-Online.com - Mungkin Anda melakukan wax, atau mencukurnya, atau membiarkannya tumbuh alami.
Ada banyak rumor tentang rambut di bagian bawah sana.
Tapi sebaiknya, kita membaca apa kata para ahli untuk memisahkan fakta dari fiksi mengenai rambut kemaluan.
(Baca juga: Dari Pisang hingga Seledri, Inilah 12 Makanan yang Bisa Mendongkrak Libido Kita)
(Baca juga: 5 Cara Sehat Mengontrol Libido, Agar Tak Lekas Loyo)
Mitos: Rambut kemaluan melindungi kita terhadap penyakit menular seksual (PMS)
Fakta: Justru sebaliknya. Rambut kemaluan bisa menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri.
"Para peneliti belum mempelajari kuman di rambut kemaluan secara khusus, namun mereka merujuk pada penelitian yang menyebutkan ada bakteri dalam jenggot pria dalam jumlah yang mengkhawatirkan," kata Wendy Askew, MD, seorang dokter kebidanan dan kandungan di Institute for Women's Health di San Antonio.
"Rambut kemaluan saja tidak cukup untuk melindungi terhadap PMS," kata Sejal Shah, MD, dermatolog di New York City.
Bahkan sebaliknya, rambut kemaluan bisa membantu virus berkembang.
Sebuah penelitian di Cina menyimpulkan HPV yang hadir di rambut kemaluan pria, bisa mengakibatkan masalah terkait hal yang sama pada pasangan wanita mereka.
Mitos: Rambut kemaluan membuat seks menjadi kurang menyenangkan
Fakta: Hal yang satu ini bervariasi dari orang ke orang. Banyak yang berpikir gesekan antara rambut kemaluan, membuat hubungan intim bertambah seksi. Tapi, ada juga yang merasa lebih intens jika terjadi kontak antar kulit langsung, bebas dari rambut kemaluan, jelas Askew.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR