Advertorial

Cerita Murid-murid SD di Flores, Bangun Pagi Buta untuk Cari Air dan Memikulnya ke Sekolah

Nieko Octavi Septiana
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Siswa-siswi SD ini terpaksa memikul air dengan jeriken 5 liter ke sekolah untuk menyirami toilet dan bunga
Siswa-siswi SD ini terpaksa memikul air dengan jeriken 5 liter ke sekolah untuk menyirami toilet dan bunga

Intisari-Online.com -Musim kemarau panjang membuat beberapa wilayah di Indonesia termasuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda krisis air bersih.

Rumah tangga dan sekolah-sekolah kesulitan mendapat air bersih.

Walhasil, murid-murid SD pun harus mencari air bersih dan dipikul ke sekolah.

Air yang mereka bawa tersebut digunakan untuk toilet ataupun menyiram tanaman.

Baca Juga: Ini Dia Manfaat Ramuan Jahe dan Gula Merah, dari Ringankan Rasa Tidak Nyaman Saat Menstruasi Hingga Masalah Pernapasan

Hal ini dialami siswa-siswi sekolah dasar inpres (SDI) Tuanio, Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Flores.

Siswa-siswi SD ini terpaksa memikul air dengan jeriken 5 liter ke sekolah untuk menyirami toilet dan bunga.

Itu dilakukan siswa-siswi karena di sekolah tidak ada jaringan air bersih di wilayah sekolah ini berdiri.

"Setiap hari kami pikul air ke sekolah untuk siram toilet dan bunga."

"Kami jalan kaki dari rumah sejauh 5 kilometer ke sekolah," kata Maria Nasrin, salah seorang siswi, kepada Kompas.com, Senin (14/10/2019).

Baca Juga: Penelitian Sebut Olahraga Dua Kali Sehari Justru Tidak Baik untuk Kesehatan, Apa Alasannya?

Ia menceritakan, setiap pagi ia dan kawan-kawan bangun pukul 04.00 Wita untuk menimba air di mata air yang letaknya jauh dari rumah.

Mereka bangun pagi karena di mata air, mereka harus antre berjam-jam menunggu giliran untuk mengambil air.

Air yang diambil itu untuk keperluan rumah dan dibawa ke sekolah.

Belum terjangkau jaringan air bersih Kepala SDI Tuanio, Ferdinandus Koba, membenarkan krisis air di wilayah itu.

Baca Juga: Tidak Hanya Dibuat untuk Minuman, Ini Manfaat Terapkan Lemon pada Kulit Wajah

Ferdinandus menyebut, selama musim kering ini, untuk mendapatkan air bersih, warga setempat harus berjalan kaki minimal sejauh 3 kilometer.

Desa itu memang belum dijangkau jaringan air minum bersih dari pemerintah.

"Untuk kebutuhan di sekolah ini, anak-anak harus pikul air dari rumah. Kalau tidak begitu, kami semua tidak bisa ke toilet. Bunga-bunga di taman juga bisa mati semua," kata Ferdinandus.

Ia berharap, ke depan pemerintah daerah dan desa agar membuka jaringan air minum bersih di desa itu, termasuk di lingkungan sekolah.

Baca Juga: Memilukan, Seorang Ibu Tua Meninggal Dunia Setelah Berbulan-bulan Berbaring di Kasur 'Terendam' Urin

Terpantau Kompas.com, dari rumah ke sekolah, siswa-siswi SDI Tuanio tampak memikul air dengan jeriken 5 liter di atas kepala.(Nansianus Taris)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Siswa-siswi SD di Flores Pikul Air 5 Km Tiap Hari untuk Siram Toilet Sekolah

Artikel Terkait