Advertorial

Bobotnya Capai 4 Ton dengan Tinggi 2 Meter, Inilah Makhluk yang Diyakini Hidup di Gunung Suci dan Selamatkan Dunia dari Kekeringan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Sebesar mammoth, ia ditutupi rambut, dan diperkirakan memiliki tanduk besar yang menonjol dari dahinya, oleh karena itu disebut “Siberian Unicorn”.
Sebesar mammoth, ia ditutupi rambut, dan diperkirakan memiliki tanduk besar yang menonjol dari dahinya, oleh karena itu disebut “Siberian Unicorn”.

Intisari-Online.com - Elasmotherium atau Unicorn Siberia Raksasa diketahui telah ada sejak 2,6 juta tahun yang lalu.

Tetapi fosil yang terbaru datang dari sekitar 29.000 tahun yang lalu.

Elasmotherium memiliki ukuran sebesar mammoth, ia ditutupi rambut, dan diperkirakan memiliki tanduk besar yang menonjol dari dahinya, oleh karena itu disebut “Siberian Unicorn”.

Menurut deskripsi perkiraan awal, binatang ini rata-rata memiliki tinggi mencapai 2 meter dan bobotnya mencapai 4 ton.

Baca Juga: Campur Kunyit dengan Minyak Kelapa, Berikut 3 Resep Obat untuk Atasi Wasir!

Pada bulan Maret 2016, tengkorak yang terpelihara dengan indah ditemukan di wilayah Pavlodar, Kazakhstan.

Temuan itu membuktikan bahwa elasmotherium hidup sampai zaman Pleistosen, sekitar 29.000 tahun yang lalu.

Temuan ini sekaligus membantah kepercayaan sebelumnya, bahwa mereka dipercayai telah punah 350.000 tahun yang lalu.

Berdasarkan ukuran dan kondisi tengkorak, elasmotherium yang ditemukan ini merupakan pejantan dan usianya sangatlah tua.

Baca Juga: 4 Bulan Setelah Meninggal dan Dikremasi, Pria Ini Pulang ke Rumah dan Ucapkan Kalimat Ini Membuat Ibunya Pingsan Ketakutan

Namun asal-usul kematiannya belum dapat diketahui dengan pasti.

Berbagai teori telah muncul mengenai tampilan unicorn Siberia.

Beberapa ahli menunjukkan bahwa binatang ini berderap seperti kuda, yang lain mengatakan bahwa ia membungkuk dengan kepala ke tanah, seperti bison, dan yang lain mengatakan ia terbiasa berendam di rawa-rawa.

Perdebatan Tanduk Unicorn

Baca Juga: Pria 52 Tahun Mengeluh Sakit Perut yang Sangat Mencekam, Dokter Temukan Tumor yang Sangat Besar dan Merasa 'Senang'

Masalah tanduk sangat diperdebatkan. Perdebatan biasa seputar keberadaannya, besarannya, dan fungsi dari tanduk itu sendiri.

Teori-teori tentang fungsi tanduk menunjukkannya untuk bertahan, menarik pasangan, mengusir pesaing, menyingkirkan salju dari rumput, dan menggali air dan akar tanaman.

Bukti utama yang menunjukkan bahwa unicorn Siberia sebenarnya bertanduk adalah tonjolan pada bagian depan tengkoraknya.

Baca Juga: Hidupnya Hanya Tinggal 12 Jam, Pria Ini Akhirnya Nekat untuk Memilih Hidup Tanpa Jantung, Ini Alat yang Digunakannya

Sementara pejantan biasa berjuang untuk melindungi wilayah mereka, habitat elasmotherium ini membentang dari Sungai Don ke timur Kazakhstan modern.

Temuan residu menunjukkan tempat tinggal yang lama dari badak purba di tenggara Dataran Siberia Barat.

Namun, tidak ada alasan yang jelas mengapa unicorn Siberia terakhir mati.

Unicorn Legendaris

Legenda unicorn, telah ada selama ribuan tahun di Cina dan Eropa Timur.

Dari abad pertengahan, Rusia Utara datang dengan koleksi balada, yang disebut "Golubinaia kniga" atau "The Book of the Dove," yang berasal dari Zoroastrianisme.

Balada ini menceritakan unicorn yang melawan singa.

Baca Juga: Penelitian: Tidur Setiap Hari Setelah Makan Siang Bisa Berbahaya untuk Jantung, Sebaiknya Lakukan 1 – 2 Hari Saja dalam Seminggu

Unicorn dari kisah-kisah ini hidup di gunung yang suci, dan diyakini sebagai ibu dan ayah dari semua binatang.

Baca Juga: Kisah Menyedihkan Seorang Kakek yang Jualan hingga Larut Malam, Isi Pancinya yang Masih Penuh Jualan Buat Terenyuh

Makhluk ini menyelamatkan dunia dari kekeringan dengan menggali mata air murni dan bersih dengan tanduknya.

Sementara mitologi dapat menunjuk pada aktualitas makhluk ini, itu hanyalah bukti tidak langsung.

Lebih banyak penelitian, dan lebih banyak fosil, harus ditemukan sebelum kita dapat mengetahui dengan pasti seperti apa bentuk binatang ini, dan apakah unicorn itu nyata atau tidak.

Sejauh ini diketahui bahwa elasmotherium sendiri merupakan spesies badak dan pertama kali dinamai pada tahun 1808 oleh Johan Fischer von Waldheim, Dirécteur Perpétuel dari Museum Sejarah Alam di Universitas Moskow.

Baca Juga: Merajut Mimpi Indonesia Punya Pesawat Sendiri, Mengenang Sejarah Dirgantara Tanah Air Mulai dari Nurtanio hingga BJ Habibie

Artikel Terkait