Intisari-Online.com – Indonesia berduka kehilangan sosok luar biasa yang memajukan teknologi di negara tercinta ini.
BJ Habibie, Presiden RI ke-3, ini meninggalkan kita pada hari Rabu (11/9) setelah beberapa waktu dirawat di RSPAD Gatot Subroto.
Ditandai dengan perilakunya yang “tidak biasa” ketika dilahirkan, setiap jejak perjalanan hidupnya menjadi orang besar seolah sudah dipersiapkan oleh “dunia” sekitarnya.
Sang ayah membekalinya dengan filosofi “mata air”, sumpah ibu untuk memberi pendidikan setinggi mungkin, dan tentu saja kerja keras dan kesetiaannya pada cita-cita.
Akhirnya, Indonesia memiliki Bacharuddin Jusuf Habibie seperti yang kita kenal sekarang ini. Seorang ilmuwan unggul, perintis industri kedirgantaraan, presiden, dan negarawan sejati.
Tulisan berikut ini pernah dimuat di Majalah Intisari dalam rubrik Cukilan Buku, yang diambil dari buku RUDY, Kisah Masa Muda yang Visioner, dan dicukil oleh Djati Surendro.
--
Rutinitas Rudy yang hanya berkisar di kampus, perpustakaan, dan belajar kelompok ternyata diamati oleh induk semangnya.
Baca Juga: BJ Habibie: Saya Tidak Pernah Tertarik Menjadi Presiden, Itu Terjadi Secara Tidak Sengaja
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR