Advertorial
Intisari-Online.com -Pada Rabu (11/9/2019) Indonesia dirundung duka, pasca meninggalnya presiden Indonesia ke-3 BJ Habibie.
Habibie meninggal disebabkan masalah usia dan faktor kesehatan yang mulai menurun, itu disampaikan oleh anaknya Thareq Kemal.
Semasa hidup, banyak kisah menarik mengenai BJ Habibie, termasuk ketika dia diangkat menjadi Presiden RI ke-3 menggantikan Soeharto.
Akan tetapi menjadi orang nomor satu di Indonesia itu rupanya bukanlah keinginan BJ Habibie, bahkan dia menyebut menjadi presiden karena tidak sengaja.
Setelah 20 tahun menjabat menjadi Menteri Negara Ristek/Kepala BPPTP, Habibie dipilih MPR menjadi Wakil Presiden menggantikan Try Sutrisno.
Kemudian pada Mei 1998, dia dilantik menjadi Presiden RI.
Namun, dia menyatakan tidak pernah berniat menjadi presiden, namun tiba-tiba ditunjuk menggantikan Soeharto.
MengutipKompas.com, Habibie bahkan mengatakan dia menjadi presiden karena ketidaksengajaan.
Baca Juga:BJ Habibie Temui Sang Kekasih Hati, Ainun Habibie, di Keabadiaan
"Saya tidak pernah tertarik menjadi presiden, itu terjadi secara tidak sengaja."
"Saya harus mengambil alih karena Presiden Soeharto mengundurkan diri," ujarnya pada 2013 silam.
Uniknya, Habibie hanya menjabat sebagai presiden selama 517 hari.
Namun dia fokus mengatasi permasalahan bangsa dan berusaha mengembalikan kekuasaan kepada rakyat.
Saat dia menjadi Presiden, dia mengaku bebannya cukup berat. Sebelumnya mengenyam pendidikan di Eropa, tiba-tiba harus memimpin pemerintahan dengan banyak permasalahan.
"Saat itu saya hanya berpikir untuk mengatasi masalah, dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat," kata Habibie.
Pada awal pemerintahannya, dia membebaskan tahanan politik, membuka kebebasan pers dan memberikan otonomi ke daerah.
Selama menjabat dia juga menelurkan 113 undang-undang baru setiap harinya, dan menyelenggarakan pemilu pada tahun 1999.
Cerita unik sebelum dia menjabat sebagai presiden, sempat ditolak saat pertanggungjawabannya sebagai presiden belum dibacakan.
"Saya belum membacakan, mereka mengatakan saya ditolak, bagi saya itu bukan masalah, menjadi presiden bukan segala-galanya," katanya.
Bagi Habibie kekuasaan tertinggi di tangan rakyat, dia menepati janjinya untuk mengembalikan kekuasaan di tangan rakyat dalam pemilu pertama secara demokratis tahun 1999.
Namun, kekuasaan BJ Habibie berakhir dan terpaksa lengser akibat referendum Timor Timur yang memilih merdeka pada 30 Agustus 1999.