Bukan hanya karena putri tercintanya tak bisa bertahan untuk hidup, Natalie merasa hancur hatinya tentang postingan bersifat keji dari kampanye pro-eugenika yang menggunakan foto putrinya yang mengalami disabilitas.
Sebelumnya, pada Senin (20/5/2019), Natalie yang masih dipenuhi harapan menuliskan, "Saya benar-benar takut. Saya tahu gadis saya adalah pejuang dan dapat melewati ini."
Karena kondisi yang dialaminya, gadis kecil itu menjalani 22 operasi yang sangat melelahkan dalam hidupnya yang singkat, harus memiliki selang makanan dan kantong kolostomi, serta membutuhkan perawatan 24 jam.
Baca Juga: Preeklampsia, Sindrom Ibu Hamil yang Sebabkan RA Kartini Meninggal, Kenali Bahayanya
Tragisnya, penampilan Sophia yang berbeda telah membuatnya menjadi target untuk penyalahgunaan online yang tidak menyenangkan, dengan berbagai orang berkomentar bahwa dia akan lebih baik jika tidak ada di dunia.
Pro-eugenika percaya pada "perbaikan" fitur genetik manusia melalui pemuliaan selektif dan sterilisasi.
Natalie memutuskan untuk mengambil tindakan setelah seseorang mengiriminya tweet langsung yang berisi pesan pro-eugenika, dengan gambar Sophia sebagai ilustrasi.
Tulisan tanpa perasaan itu berbunyi, "Tidak apa-apa untuk berpikir bahwa setiap anak penting, tetapi banyak dari mereka tidak.
"Karena itu tes amnio harus menjadi tes wajib dan jika itu terbukti negatif dan wanita itu tidak ingin membatalkan maka semua tagihan yang timbul setelah itu adalah pada dirinya dan ayahnya."
Baca Juga: Awas, Cyberbullying Mengancam Anak Anda!
Source | : | The Sun |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR