Dia menjalani kemoterapi untuk mengecilkan tumor dan mengurangi rasa sakitnya, dan menghargai gaya hidupnya yang 'bersih' untuk kelangsungan hidupnya yang panjang.
De la Houssaye mengatakan kepada The Times bahwa ketika dia mendapatkan kembali kekuatan, dia ingin mengalami setidaknya satu petualangan terakhir dengan masing-masing anak-anaknya, yang berkisar antara usia 16 dan 25.
Dia dan Oliver mendaki lebih dari 500 mil di sepanjang Camino de Santiago, rute ziarah Katolik di Spanyol, pada bulan April 2018.
Pada Juni 2018, dia dan Cason berlari maraton di Alaska. Kemudian, pada bulan September, dia dan David berkompetisi dalam Ironman Triathlon di Korea Selatan.
Baca Juga: ‘Stop Merokok!’ Isi Surat Kematian Pria yang Meninggal Karena Kanker Paru-paru
Akhirnya, pada bulan Januari tahun ini, de la Houssaye dan Bella, bersama dengan dua pemandu, pasangan ibu-anak perempuan, dan dua anggota staf Times, berangkat untuk mendaki Aconcagua.
Pendakian gunung membutuhkan waktu sekitar dua minggu dan pendaki tidak perlu menggunakan kapak, pin dan tali.
Namun, suhu bisa turun hingga -40F (-40C), membutuhkan peralatan hangat, dan hanya sekitar 30 hingga 40 persen pendaki yang pernah mencapai puncaknya.
Selain itu, kanker dan perawatan de la Houssaye membuatnya sulit untuk bernapas di udara yang tipis dan ia sangat lemah karena putaran kemoterapi.
Baca Juga: ‘Saya Menderita Kanker Paru-paru di Usia 31, Padahal Saya Tidak Pernah Merokok’
"Saya merasa bahwa saya pergi dari rumah orang tua saya ke rumah suami saya untuk punya anak, dan ketika saya pikir saya akan bebas, saya mendapatkan diagnosa ini," katanya kepada The Times.
Di base camp, yang terletak sekitar 14.000 kaki, dia memutuskan tidak akan mendaki gunung lagi.
"Kurasa aku tidak bisa melakukan ini lagi," katanya. "Aku akan mengambil setiap hari pada suatu waktu, tetapi tidak memiliki ilusi bahwa aku akan mencapai puncak."
Tetapi sebelum kelompok meninggalkan kamp, semua orang menjalani pemeriksaan paru-paru dan fungsi paru-paru de la Houssaye dinyatakan 'baik', lapor The Times.
Selama bentangan terakhir, kadang-kadang de la Houssaye mendorong Bella dan, di lain waktu, sebaliknya.
Ketika mereka sampai di puncak, pasangan ibu-anak itu berpelukan ketika air mata jatuh di pipi de la Houssaye.
"Gunung-gunung selalu membuatku menangis," katanya kepada The Times.
Baca Juga: Asap Kendaraan Bermesin Diesel Juga Bisa Menyebabkan Kanker Paru-paru
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR