Advertorial

‘Stop Merokok!’ Isi Surat Kematian Pria yang Meninggal Karena Kanker Paru-paru

K. Tatik Wardayati
,
Ade S

Tim Redaksi

Turner meninggal karena kanker paru-paru akibat kebiasaannya merokok. Ia menulis berita kematiannya dengan menyuruh orang berhenti merokok.
Turner meninggal karena kanker paru-paru akibat kebiasaannya merokok. Ia menulis berita kematiannya dengan menyuruh orang berhenti merokok.

Intisari-Online.com – Geoffrey Turner, 66, dari Latham, New York, meninggal pada 13 Februari lalu, menulis berita kematiannya sendiri, yang digunakannya sebagai peringatan kepada orang lain untuk tidak merokok.

Turner, yang berita kematiannya muncul di koran Times Union, telah didiagnosis dengan kanker paru-paru stadium empat pada November tahun lalu dan tidak menyembunyikan ilusi tentang kematiannya.

"Saya adalah seorang idiot yang membuat keputusan bodoh yang sama, hari demi hari, beberapa kali per hari. Saya seorang perokok dan meskipun saya tahu itu pada akhirnya akan membunuh saya, saya memilih untuk menyangkal kebenaran pada diri saya sendiri," katanya dalam kata pembuka obituari.

Baca Juga : ‘Saya Menderita Kanker Paru-paru di Usia 31, Padahal Saya Tidak Pernah Merokok’

Turner mengatakan akhirnya penjelasan datang dari orang-orang yang dicintainya.

"Rasa sakit dan penderitaan yang saya sebabkan pada keluarga saya tidak sebanding dengan 'kepuasan' yang dirasakan yang tidak lebih dari membuang-buang uang, memisahkan saya dari keluarga saya, dan akhirnya menghancurkan tubuh saya."

Turner meninggalkan seorang istri berusia 41 tahun, bersama dengan lima anak dan empat cucu.

Baca Juga : Meski Bukan Perokok, Anda Bisa Terkena Kanker Paru-paru Gara-gara 5 Hal Ini, Salah Satunya Ada di Tempat Kerja

Ia mengakui aspek-aspek positif dalam hidupnya, yang dengan mudah ia akui bahwa merokok membuat ia kehilangan kesempatan untuk mengalami lebih banyak lagi.

“Saya melakukan banyak hal baik, membantu banyak orang, dan mencari nafkah yang layak,” tulisnya.

“Pada usia 66 tahun, saya menjalani kehidupan yang layak, tetapi ada begitu banyak peristiwa dan tonggak sejarah yang saya tidak akan bisa bagikan dengan orang yang saya cintai. Moral dari kisah ini - jangan menjadi idiot. Jika Anda seorang perokok - berhenti - sekarang - hidup Anda bergantung padanya dan orang yang Anda cintai bergantung pada hidup Anda.”

Baca Juga : Dari Perokok Aktif hingga Bukan Perokok, Berapa Persenkah Seseorang Berisiko Terkena Kanker Paru-paru?

"Ingat, hidup itu baik - jangan biarkan hidup dalam asap," tambahnya.

Anak perempuan Turner, Sarah Huiest, mengatakan bahwa ia dan saudara-saudaranya tidak tahu bila ayah mereka akan menulis obituari semacam itu dan kagum akan respons itu.

“Banyak orang, teman, dan orang tak dikenal, telah menghubungi kami atas kata-katanya,” katanya kepada today.com.

Baca Juga : Asap Kendaraan Bermesin Diesel Juga Bisa Menyebabkan Kanker Paru-paru

Bagi sebagian orang, itu adalah kata-kata yang mereka harapkan dengar dari orang-orang terkasih yang memiliki anggota keluarga yang tidak pernah bisa mengakui bahwa kebiasaan merokok menyebabkan penyakit mereka.

Saya mendengar dari seseorang yang mengatakan bahwa mereka mungkin salah satu yang dituju sebelum terlambat. Saya melihat ratusan kali tulisan ini dibagikan dengan harapan memaksa seseorang yang merokok untuk berhenti, kata Huiest.

Huiest bercerita, menurut kisah keluarga, ayahnya pertama kali mengambil salah satu rokok ibunya ketika ia berusia 2 tahun, namun sang ayah mengingatnya bahwa ia merokok sejak usia 4 tahun.

Baca Juga : Istri Indro Warkop Meninggal Karena Kanker Paru-paru, Ini 9 Gejala Kanker Paru-paru yang Sering Tak Disadari

Ayahnya terus merokok hingga usia 24 tahun ketika ia menikahi ibuku, jelas Huiest.

Turner terus melakukan kebiasaan itu selama perjalanan bisnisnya ke London pada tahun 1990-an, meskipun ia tidak pernah merokok di rumahnya.

Namun, sering kali Turner mengatakan kepada orang yang dicintainya untuk tidak mengikuti jejaknya itu.

Baca Juga : Beginilah Cara Bon Jovi Mengejutkan Penggemarnya yang Menderita Kanker Paru-paru Stadium 4

“Dia tahu betapa keluarganya tidak menyukai kebiasaan itu, dan dia sangat vokal mengatakan bahwa merokok itu buruk dan jangan pernah memulainya,” kata Huiest.

Meski ayahnya itu tahu bahaya merokok, tetap saja ia tidak pernah melakukan upaya untuk untuk berhenti.

Ayahnya pernah berdiskusi dengan ibunya upaya untuk berhenti merokok, namun ia tidak berusaha keras untuk itu. Ia mencoba membuat berhenti merokok, tapi benar-benar ayah sangat keras kepala. Cerita Huiest.

Baca Juga : Istri Indro Warkop Meninggal: Waspada, Antioksidan Beta Karoten Justru Memicu Kanker Paru Bagi Perokok

Pada akhirnya, Huiest percaya bahwa kata-kata terakhir ayahnya adalah hadiah yang melebihi apa pun yang mungkin ia capai.

"Ayah saya membuat banyak usaha wirausaha, berbagai keberhasilan bisnis, dan perjalanan dunia," katanya.

"Itu adalah hal-hal yang saya harapkan untuk dibaca dalam berita kematiannya. Saya tidak pernah berharap untuk menjadi seperti itu dan ini adalah satu-satunya tindakan dari hidupnya yang paling saya banggakan. Seseorang mengatakan kepada saya bahwa dia mengubah warisannya dengan berita kematian ini, dan saya sangat setuju. "

Baca Juga : Inilah Lima Gejala dari Kanker Paru-Paru yang Wajib Diketahui Agar Bisa Ditangani Sedini Mungkin

Artikel Terkait