Advertorial

Hati-hati Buat yang Sering Makan Pedas Saat Sahur dan Berbuka Puasa, 5 Hal Buruk Ini Bisa Terjadi pada Tubuh Anda

K. Tatik Wardayati
Ade S

Tim Redaksi

Makanan pedas memang dapat memperkaya cita rasa makanan dan menambah nafsu makan, tapi hati-hati bila saat sahur dan buka puasa selalu makan pedas.
Makanan pedas memang dapat memperkaya cita rasa makanan dan menambah nafsu makan, tapi hati-hati bila saat sahur dan buka puasa selalu makan pedas.

Intisari-Online.com – Saat sahur dan berbuka puasa diharapkan memakan makanan yang dapat meningkatkan kembali energi dan memberikan energi selama seharian.

Dan untuk memperkaya cita rasa makanan serta menambah nafsu makan, makanan pedas menjadi pilihan untuk itu.

Karena saking sukanya dengan makanan pedas, bahkan saat sahur dan berbuka puasa pun menyantap makanan yang pedas.

Bahayakah bagi kesehatan?

Baca Juga: Bukan Hanya Kurma, Inilah Buah yang Wajib Anda Konsumsi Ketika Sahur Supaya Tidak Loyo

Makanan pedas memang nikmat dan menambah nafsu makan. Namun, terlalu banyak makan pedas, apalagi saat bulan puasa, bisa memicu beberapa masalah kesehatan.

Beberapa kondisi yang mungkin muncul akibat sering makan pedas saat sahur dan berbuka puasa, antara lain:

1. Memperparah gejala tukak lambung

Tukak lambung adalah luka yang terbentuk pada bagian dalam dinding perut dan bagian atas usus halus.

Baca Juga: Ini 4 Menu yang Tidak Cocok untuk Sahur, Termasuk Teh dan Semur Daging

Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Heliobacter pylori atau konsumsi aspirin dan obat-obatan antiperadangan dalam jangka waktu panjang.

Makanan pedas bukanlah penyebab timbulnya tukak lambung. Namun, gejalanya akan bertambah parah jika kamu sering makan pedas saat sahur dan berbuka puasa.

2. Menimbulkan nyeri dan rasa terbakar pada perut

Salah satu akibat yang kamu rasakan jika sering makan makanan pedas adalah nyeri pada perut.

Baca Juga: Suka Makanan Pedas? Sebenarnya Berapa Banyak Kalori yang Dibakar oleh Makanan Pedas?

Beberapa orang bahkan merasakan sensasi terbakar pada perut bagian atas dan dada.

Kondisi ini biasanya terjadi akibat refluks asam lambung, yaitu naiknya asam lambung menuju kerongkongan.

Pemicu utama refluks asam lambung berasal dari apa yang kita makan dan minum, terutama saat perut dalam keadaan kosong setelah seharian berpuasa.

Selain makanan pedas, naiknya asam lambung juga dipicu oleh makanan asam, makanan berminyak, cokelat, kafein, bawang, dan saus tomat.

Baca Juga: Benarkah Makan Makanan Pedas Saat Hamil Bisa Pengaruhi Kondisi Kandungan? Ini Penjelasannya

3. Memicu iritasi kerongkongan

Saat mengonsumsi makanan yang sangat pedas, lidah mengirimkan sinyal nyeri kepada otak.

Otak kemudian menanggapinya dengan rasa mual, sakit perut, hingga muntah. Ini merupakan respons normal perut untuk mengeluarkan apa pun yang dianggap berbahaya bagi tubuh.

Ketika muntah, perut mengeluarkan makanan yang dicerna beserta asam lambung. Asam lambung adalah jenis asam yang cukup kuat.

Baca Juga: 5 Penyebab Bau Badan Tak Sedap, Salah Satunya Makanan Pedas

Paparan berkali-kali terhadap kerongkongan dapat memicu iritasi, bahkan luka pada kerongkongan.

Akibatnya, kerongkongan terasa nyeri dan tidak nyaman selama berpuasa.

4. Meningkatkan risiko gastritis

Gastritis merupakan peradangan pada bagian dalam dinding lambung. Radang lambung biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, tapi gejala penyakit ini dapat dipicu oleh beragam faktor.

Baca Juga: Benarkah Makan Makanan Pedas Bisa Memperpanjang Usia?

Salah satu pemicu gastritis adalah sering makan pedas, terutama ketika berbuka puasa.

Wajar saja, mengingat perut berada dalam keadaan kosong setelah seharian berpuasa.

Capsaicin yang merupakan bahan aktif pada cabai dapat mengiritasi dinding lambung jika dikonsumsi secara berlebihan.

Dinding lambung akhirnya menipis akibat asam lambung dan mengalami peradangan. Lambat-laun, luka dapat terbentuk pada dinding lambung dan menyebabkan tukak lambung.

Baca Juga: Penelitian: Pria Penyuka Makanan Pedas Punya Performa Lebih di Ranjang, Ini Penjelasannya!

5. Menyebabkan diare

Usai melewati proses pencernaan dan penyerapan nutrisi, makanan yang hampir menjadi ampas perlu melewati proses terakhir di usus besar.

Di sini, gerak ampas makanan melambat karena usus besar perlu menyerap air untuk membentuk feses yang padat.

Namun, capsaicin pada makanan pedas membuat gerak pencernaan menjadi lebih cepat.

Baca Juga: Takut Diet Gagal? Hindari Makan Malam dengan 5 Bahan Ini, Termasuk Makanan Pedas

Akibatnya, usus besar tidak memiliki waktu untuk menyerap air sehingga tekstur feses menjadi cair.

Diare membuat tubuh kehilangan cairan. Padahal, selama puasa asupan cairan juga sudah berkurang.

Jika diteruskan, kondisi ini dapat mengakibatkan dehidrasi. Makanan pedas sebenarnya tidak memiliki dampak jangka panjang bagi kesehatan.

Kandungan capsaicin yang menimbulkan rasa pedas pada makanan bahkan disinyalir bermanfaat bagi kesehatan asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.

Baca Juga: Bingung Menghadapi Udara Panas Akhir-akhir Ini, Konsumsi Saja Makanan Pedas

Meski begitu, kita harus berhati-hati jika memiliki penyakit pada saluran pencernaan.

Salah satu akibat dari sering makan makanan pedas adalah timbulnya gejala sehingga makanan ini perlu dibatasi.

Bila perlu, hindari makanan pedas jika kamu selalu mengalami sakit perut setelah mengonsumsinya. (Wisnubrata) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sering Makan Pedas Saat Sahur dan Berbuka Puasa? Hati-hati Lho"

Baca Juga: Benarkah Penyuka Makanan Pedas, Manis atau Asin Memiliki Kepribadian yang Berbeda-beda?

Artikel Terkait