Intisari-Online.com – Munculnya air terjun yang mengalir dengan sangat deras dari kawah Guntur di puncak Gunung Galunggung membuat masyarakat Tasikmalaya, Jawa Barat, heboh (28/3/2019).
Kepanikan warga Tasikmalaya tersebut sebenarnya terasa wajar, mengingat letusan Galunggung yang terjadi 197 tahun lalu begitu mematikan karena merenggut nyawa ribuan jiwa.
Gambaran kengerian saat letusan Gunung Galunggung dideskripsikan dengan rinci dalam artikel di majalah Intisari edisi Oktober 1982 berjudul Ketika Galunggung Murka Tahun 1822 di bawah ini.
---
Baca Juga : Gunung Meletus Tak Pengaruhi Gunung-gunung di Dekatnya
Tanggal 8 Oktober 1822, lepas tengah hari sekitar pukul dua, Kabupaten Sumedang di Keresidenan Priangan menjadi kancah terjadinya salah sebuah peristiwa alam yang paling mengerikan.
Tidak kurang dari 88 buah desa dan lebih dari 2.000 jiwa menjadi mangsa aliran lava penghancur segala, yang dimuntahkan tiba-tiba oleh Gunung Galunggung di batas Sumedang dan Limbangan, yang belum pernah dikenal sebagai gunung berapL
Letupan serupa dengan ledakan meriam berat, tiba-tiba terdengar, lalu terlihat gumpalan asap membubung dari kaki gunung. Ini dibarengi dengan angin kuat yang menumbangkan rumah dan pohon.
Setelah itu, semuanya menjadi gelap gulita. Selanjutnya, selama tiga jam berikutnya turunlah abu panas dan aliran lahar yang dimuntahkan di daerah sekitarnya sampai radius dua puluh pal (1 pal = 1.500 m) yang melanda, membenam dan membakar rumah, pohon, manusia dan hewan.
Baca Juga : 7 Desa Ini Tersembunyi di Tempat yang Sangat Sulit Dibayangkan, Salah Satunya Ada di Kawah Gunung Berapi
Setelah kurang lebih tiga jam cuaca menjadi terang kembali, lalu terjadi hujan pasir dan batu-batu kecil.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Katharina Tatik |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR