Advertorial
Intisari-Online.com - Para peneliti kehidupan bawah laut dari Universitas Rhode Island AS, yang sedang melakukan penelitian di Kepulauan Solomon mendapatkan kejutan yang luar biasa.
Pasalnya ketika mereka mencoba mengirimkan kamera bawah air ke lokasi kawah gunung berapi yang berada di kedalam laut sekitar 25 meter ternyata berhasil merekam kehidupan beragam ikan.
Semula para peneliti mengira jika di air laut yang lingkungannya merupakan jalur keluar lahar gunung berapi bawah laut tidak ada sama sekali kehidupan karena suhu airnya yang begitu panas.
Tapi melalui kamera yang diturunkan dari kapal dan dimonitorig menggunakan layar komputer, para peneliti saling berteriak terkejut karena di lingkungan kawah bawah laut yang bersuhu tinggi dan mengeluarkan belerang itu teryata ditemukan sejumlah ikan yang sedang istirahat serta mencari makanan.
Seekor paus bahkan tampak sedang tertidur di dasar kawah sementara ikan lainya seperti ikan pari, hiu martil, dan lainnya tampak sedang berenang dengan asyiknya.
Para peneliti masih kebingungan untuk membuat kesimpulan bagaimana ikan-ikan paus itu dan sejumlah ikan lainnya bisa beradaptasi di suhu air laut yang begitu panas sehingga tidak ada seorang penyelam pun yang berani turun ke lokasi kawah gunung bawah laut itu.
Namun setelah melakukan analisa para peneliti kemudian membuat prediksi bahwa ada kemungkinan beragam ikan laut itu terpaksa berada di lingkugan kawah gunung bawah laut untuk menghindari ancaman perburuan dari manusia.
Awalnya mungkin saja ikan-ikan itu mengalami kesulitan ketika memasuki kehidupan di lingkungan kawah gunung bawah laut, tapi lama kelamaan karena terpaksa bisa beradaptasi juga.
(Baca juga: Setelah Menghabiskan 7 Tahun Menghitung Populasi Hiu Putih, Peneliti Ini Menemukan Hal yang Mengejutkan)
Para peneliti kemudian berpendapat, jika berbagai jenis ikan itu memang terpaksa hidup di lingkungan kawah gunung bawah laut demi menghindari perburuan oleh manusia, perilaku ikan-ikan itu bisa disebut sebagai suatu kecerdasan dalam upaya bertahan hidup.
Oleh karena itu meskipun dengan teknologi tertentu manusia bisa ke lokasi kawah gunung bawah laut, demi “menghargai” para ikan sebaikya tidak usah dilakukan.