(Baca juga: [Foto] Beginilah Wajah Fukushima Empat Tahun Setelah Bencana Nuklir)
Akibat bocornya reaktor nuklir itu penduduk yang tinggal dalam radius 20 km terpaksa harus diungsikan.
Akibat kebocoran reaktor nuklir sebanyak sebelas reaktor listrik tenaga nuklir di Jepang langsung ditutup sehingga dalam waktu yang sama kota-kota di Jepang yang sedang terkena bencana dilanda padamnya listrik.
Untuk menangani kebocoran reaktor nuklir ketika sumber arus listrik dimatikan sebenarnya sudah tersedia diesel yang berfungsi sebagai penggerak air yang berungsi sebagai pendingin reaktor.
Tapi sejumlah mesin diesel cadangan itu ternyata rusak akibat hantaman tsunami. Demi menghindari ancaman radisai nuklir lebih dari 200.000 orang kemudian diungsikan secara tergesa-gesa.
Penanganan Nuklir
Pasca gempa dan tsunami di Jepang masalah yang kemudian muncul adalah masalah pengungsi yang mencapai lebih dari 340.000 orang.
Semua pengungsi mengalami krisis air bersih, kekurangan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan tempat tinggal.
Pasukan Bela Diri Jepang pun segera dikerahkan untuk mengatasi krisis disusul bantuan dari berbagai negara yang terus berdatangan.
Jepang bahkan minta secara khusus kepada negara-negara yang sudah pengalaman menangani bencana dan memilik fasilitas memadai seperti tim SAR dari Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, dan AS.
Jepang juga meminta agensi lembaga luar angkasa JAXA untuk melakukan foto satelit terhadap lokasi bencana sehingga berdasar foto-foto satelit itu para relawan dan tim SAR yang datang dari berbagai negara bisa segera bekerja secara terkoordininasi dan saling bersinergi.
Sesuai yang diminta Jepang secara khusus, AS kemudian mengirimkan tim dalam jumlah besar untuk mengatasi bencana di Jepang melalui operasi kemanusiaan bertajuk Operation Tomodachi.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR