Kekuatan tim penolong yang dikerahkan antara lain kapal induk USS Ronald Reagan dan kapal-kapal pengiringnya, unsur kekuatan udara USAF yang selanjutnya berpangkalan di Yokota Air Base, tim SAR khusus yang dikirim oleh Office of Foreign Disaster Assistance yang kekuatannya terdiri Urban Search and Rescue California Task Force 2 dan Virginia Task Force 1.
Selain menangani para korban gempa dan tsunami, tim SAR dari AS juga bekerja untuk membenahi fasilitas di Sendai Airport bekerja sama dengan tim SAR dari Kanada.
Seperti AS yang mendapat permintaan khusus dari Jepang, Australia yang juga mendapat permintaan khusus juga mengirimkan dua kapal perang HMAS Sydney dan kapal pendarat tank HMAS Tobruk yang dilengkapi sejumlah helikopter, pasukan zeni dan tim medis sesuai yang diminta oleh pemerintah Jepang.
Peralatan yang dibawa tim SAR juga disesuaikan dengan tugas berat yang dikerjakan seperti alat berat yang mampu mengangkat benda seberat 20 ton dan logistik dalam jumah besar.
Untuk mengirimkan personel SAR-nya, Australia mengerahkan tiga pesawat angkut berat C-17 Globemaster III.
Khusus untuk menangani bencana radiasi nuklir yang diakibatkan oleh pembangkit listrik bertenaga nuklir, Korea Selatan mengirimkan asam borak dalam jumlah besar yang berfungsi sebagai pendingin reaktor nuklir.
Fungsi asam borak ini juga bisa mencegah reaksi berantai kebocoran nuklir yang berakibat pada meledaknya efek berantai energi nuklir sehingga bisa menciptakan bahaya lebih besar lagi.
Selain mengirim piranti penjinak reaktor nuklir Korsel juga mengirimkan tim penyelamat yang dilengkapi tim anjing pelacak dalam jumlah besar.
Sementara dana yang dikucurkan Korsel untuk membantu penanganan bencana Jepang berjumlah lebih dari 37 juta dollar AS.
Rusia yang sudah memiliki pengalaman untuk menangani kebocoran nuklir yang pernah terjadi di Chernobyl juga mengirimkan timnya sebanyak 40 orang.
Tim penyelamat dari Rusia bahkan merupakan tim SAR dalam jumlah terbesar dan didukung oleh dua kapal tanker berbobot 150.000 ton untuk menyuplai bahan bakar, satu heli Mi-26, satu pesawat trasport Il-76, dan tiga kendaraan SAR untuk segala medan.
Perlu upaya pemulihan jangka panjang bagi korban bencana gempa dan tsunami Jepang karena kota-kota yang hancur untuk sementara waktu ditinggalkan oleh penduduknya.
Untuk mengatasi puing-puing yang berjumlah lebih dari 25 juta ton saja butuh waktu tahunan belum proses pembangunan kembali yang butuh waktu lebih lama lagi.
Sementara kerugian total yang dialami Jepang akibat bencana gempa dan tsunami tersebut mencapai jumlah lebih dari Rp4.500 triliun.
Tapi berkat bantuan dari 163 negara dan 43 organisasi relawan internasional, serta hampir satu juta orang relawan, dan dana yang juga “lumayan” besar karena jumlahnya mencapai lebih dari Rp100 triliun, bencana gempa dan tsunami di Jepang secara perlahan bisa teratasi.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR