(Baca juga: Dua Tahun Jadi Simpatisan ISIS di Suriah, Nurshadrina: Perempuan Hanya Dianggap Sebagai Pabrik Anak)
Saat sidang yang mendengarkan keterangannya di pengadilan, pria itu meyakini istri keduanya itu adalah agen intelijen Australia (ASIO).
Pria itu tidak bisa dibuka jati dirinya berdasarkan perintah pengadilan untuk melindungi identitas anak-anaknya.
Ia mengaku bersalah di Pengadilan Tinggi Victoria untuk tindakan pembunuhan dan akan menjalani sidang, sebelum vonis pada November mendatang.
(Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Ingin Gabung ke ISIS, Suami Bunuh Istri di Depan Tiga Anaknya")
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR